Kesimpulan Guru BK... Pengajaran Shalat Dhuha Butuh Kecerdasan Intelektual...

photo author
- Jumat, 13 Desember 2024 | 13:58 WIB
Kegiatan Dhuha 12 Rakaat di SMAN 9 Bandung (GoraJuara.com/dok AKSI)
Kegiatan Dhuha 12 Rakaat di SMAN 9 Bandung (GoraJuara.com/dok AKSI)

GORAJUARA - Kesimpulan guru BK, berdasarkan pengamatan pengajaran shalat butuh kecerdasan intelektual. Kecerdasan intelektual dibangun oleh perbendaharaan pengetahuan.

Kegiatan pendidikan karakter melalui shalat dhuha 12 rakaat membutuhkan ketekunan guru-guru mengondisikan setiap hari. Pekerjaan berat pendidikan karakter adalah menjaga kesinambungan.

melatih shalat dhuha 12 rakaat bukan saja siswa terlihat mogok, tetapi terjadi di guru. Shalat 12 rakaat dhuha memang terlihat berat, tetapi itu hanya beban pikiran dan perasaan saja.

Baca Juga: Sebanyak 12 Juta Penduduk Inggris...Hidup Dibawah Garis Kemiskinan...

Berdasarkan pengamatan guru BK, siswa yang belum nyaman melaksanakan shalat dhuha, setiap pagi cenderung kucing-kucing dengan guru.

Siswa yang belum merasa nyaman shalat dhuha tiap hari, hanya duduk-duduk di tempat dhuha atau melaksanakan dhuha hanya dua rakaat.

Faktor penyebab siswa-siswi belum nyaman melaksanakan shalat dhuha ada dua, pertama; belum memahami manfaat shalat dhuha. Kedua; lingkungan keluarga kurang mendukung.

Baca Juga: Begini Penjelasan Pengurus PGRI Pusat... Pendidikan Kita Mengalami Bias Tujuan Pendidikan Nasional...

Siswa-siswi yang sudah nyaman melakukan shalat dhuha, mereka mudah dikendalikan. Mereka menikmati kegiatan shalat dhuha setiap hari. Mereka shalat dhuha 8-12 rakaat.

Berdasarkan hasil wawancara, siswa-siswi yang nyaman melaksanakan shalat dhuha, mereka mengaku hati terasa nyaman, dan manfaat lainnya setelah melaksanakan dhuha. 

Di antara mereka ada yang sudah membiasakan dhuha sejak SD atau SMP. Selain itu, di lingkungan keluarga mereka mendapat dukungan dari orang tua.

Baca Juga: Pesan KCD Wilayah VII... Korupsi Bukan Soal Uang Saja...

Kesimpulannya, pengajaran shalat dhuha tidak cukup hanya kebiasaan ritual, guru-guru harus membimbing siswa-siswi bagaimana memahami dhuha hingga merasa nyaman.

Dibutuhkan referensi bacaan, berbagi pengalaman antar teman, metode pengajaran inspiratif, motivasi orang tua, dukungan kedinasan dan pemerintah.***  

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Plato

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB