GORAJUARA - Kecerdasan spiritual bagian penting dalam pendidikan abad 21. Dalam Kurikulum Merdeka, kecerdasan spiritual di syaratkan dalam keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.
Kecerdasan spiritual bagian dari otak. Noktah Tuhan di otak ditemukan oleh Ramachandran di Lobus temporal.
Otak spiritual tempat terjadinya kontak manusia dengan Tuhan. Otak spiritual bekerja melalui alam pikiran dengan mangoptimalkan fungsi otak rasional dan pancaindera.
Baca Juga: Hindari Permainan Haram Online...Tingkatkan Literasi TI Siswa...
Berfungsinya otak spiritual disebut dengan kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual merupakan kemampuan memecahkan masalah terkait dengan menemukan makna hidup dan nilai.
Berdoa dengan berbagai macam cara di setiap agama merupakan cara ampuh untuk mengaktifkan otak spiritual. Gerakan dhuha bersama, doa harian, baik untuk mengaktifkan otak spiritual.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengaktifkan otak spiritual akan mengantifkan semua kecerdasan di otak. Mengaktifkan otak spiritual berhubungan dengan kecerdasan intelektual.
Baca Juga: Wow....Polisi Indonesia Terkorup di Asia Tenggara...
Sebuah fakta di sekolah, melalui pengamatan bertahun-tahun terungkap fakta bahwa murid-murid yang disiplin melaksanakan doa, mereka berada dikelompok intelektual tinggi.
Sebaliknya, murid-murid yang memiliki prilaku kurang baik, mereka memiliki prilaku tidak disiplin dalam berdoa. Hal ini menjadi fenomena yang sering terjadi setiap tahun.
Selain kegiatan disiplin berdoa atau shalat, mengaktifkan otak spiritual dapat dilakukan dengan melihat permasalahan secara utuh, mengkaji yang tersurat dan tersirat.
Baca Juga: Lulusan ITB Jurusan Arsitektur Pernah Ngospek Ridwal Kamil....Puluhan Tahun Tidak Kerja...
Merenung atau melakukan refleksi diri terhadap masalah yang dihadapi, merupakan kegiatan latihan untuk melatih murid-murid dalam mengaktifkan otak spiritual.
Fakta lain, bagian otak spiritual ada kaitan dengan sistem limbik (otak emosi). Murid-murid yang disiplin ibadah cenderung matang secara emosional atau lebih mampu mengendalikan emosi.***
