GORAJUARA - Kegagalan pendidikan dalam menangani masalah sampah karena pendekatannya terlalu formal. Sekolah-sekolah yang diintervensi harus membuat program khusus dan formal.
Pelabelan sekolah ramah lingkungan, pedululi lingkungan, secara tidak langsung telah mereduksi bahwa kepedulian terhadap lingkungan menjadi sebuah program khusus.
Akibatnya, muncul persepsi di lapangan ada sekolah peduli lingkungan dan ada sekolah tidak peduli lingkungan. Formalisasi program lingkunngan kehidupan akhirnya menjadi beban administrasi.
Baca Juga: SMAN 15 Bandung Kurangi Sampah Inovasi GMS dengan Nabung Saham...
Program-program kepedulian lingkungan hidup yang terlalu diformalisasi setelah anggarannya habis, selalu tinggal kenangan. Padahal seluruh satuan pendidikan harusnya peduli lingkungan.
Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Sekjen DPP AKSI, mengatakan, “seharusnya pemerintah dan para pengelola pendidikan peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat”.
Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa pendidikan harus mengikuti kodrat alam dan kodrat zaman. Dunia pendidikan harus adaptif dan fleksibel dalam memahami perubahan zaman.
Baca Juga: Pesan Spiritual Kang Yosep Pencipta Teknologi Pemusnah Sampah... Hayu Ngahiji....
Dengan memahami perubahan zaman, esensi pendidikan sudah seharusnya menyelesaikan masalah yang disebabkan oleh perubahan zaman.
Jika dunia pendidikan selalu beradaftasi dengan perubahan zaman, maka setiap satuan pendidikan akan memecahkan berbagai macam masalah sosial yang terintegrasi dalam kurikulum.
Tidak perlu ada program-program tambahan dalam kurikulum yang akan memuat dan menyulitkan guru dalam menyusun program. Guru hanya perlu didorong untuk kreatif.
Baca Juga: Inti Hidup Adalah Mengendalikan Amarah
Guru-guru profesional tinggal diberitahu bahwa materi esensial apa yang harus diajarkan sesuai konteks zaman. Selanjutnya para kepala satuan pendidikan melakukan pengawasan.
Masalah pengelolaan sampah merupakan materi esensial yang harus dipecahkan oleh dunia pendidikan yang terintegrasi dalam kurikulum. Penerapannya dilakukan dalam intra, ko, dan ekstra kurikuler.