GORAJUARA - Literasi keuangan perlu jadi sorotan dunia pendidikan. Literasi nabung saham siswa SMA perlu ditingkatkan. Hasil wawacara, para mahasiswa butuh informasi nabung saham.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa di semester lima, mereka sudah punya kebiasaan menabung. Beberapa mahasiswa yang diwawancara berasal dari Jawa Barat.
Mahasiswa bisa menabung dari penyisihan dana operasional yang mereka terima dari orang tua. Uang tabungan mereka simpan di rekening bank, titip investasi di saudara, dan simpan di dompet.
Baca Juga: Selamat Jawa Barat Juara...Investor Terbanyak...
Ada juga pelajar yang bekerja paruh waktu dan menghasilkan dana tambahan per minggu. Dana yang bisa ditabung oleh pelajar antara Rp. 150.000, sd Rp. 700.000. per minggu.
Ada juga pelajar yang tidak bisa menabung karena dana bulanan yang diterima dari orang tua diatur pas sesuai kebutuhan. Semua siswa yang diwawacara berasal dari SMA.
Asal jurusan pada saat SMA ada jurusan IPA dengan lintas minat ekonomi. Ada juga mahasiswa yang berasal dari jurusan Ekonomi.
Baca Juga: Kurikulum Indung...Dr. Nanang Wardana, MM.
Semua siswa yang diwawancarai tidak mengenal baik saham. Mereka hanya mendengar sekilas tentang investasi di pasar modal.
Di dalam pengetahuan pelajar, investasi saham berhubungan dengan penipuan, investasi bodong, tidak jelas, haram, dan judi. Mereka juga masih khawatir jika nabung saham.
Pada saat SMA, siswa yang dulunya jurusan ekonomi hanya diperkenalkan sekilas oleh gurunya tentang pasar modal. Pemahamannya tidak sampai terjun praktek nabung saham.
Baca Juga: KCD Wilayah VII Gagas GSM untuk Meningkatkan Kreativitas...Berbasis kearifan Budaya Sunda...
Mereka memperkirakan nabung saham belum layak dipraktikkan untuk anak-anak SMA karena mengandung risiko tinggi. Dengan alasan itu, mungkin guru tidak memperkenalkan praktik nabung saham.
Berdasarkan fakta di atas, Dr. Toto Suharya, S.Pd, M.Pd. sangat memperkenalkan memperkenalkan saham sejak SMA. Budaya nabung sudah ada pada mahasiwa Indonesia.