GARUT, GORAJUARA.com - Bocah kembar siam dempet perut, Al Dewi Putri Ningsih dan Al Putri Anugrah yang dengan keterbatasannya bersemangat untuk mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM), ternyata sejak lahir oleh tim medis divonis tidak bisa dipisahkan.
Kedua anak ceria, penduduk Kampung Padasari RT 03/RW 07, Desa Cinunuk, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, tercatat sebagai siswi kelas 2 SD Negeri 1 Tegal Panjang, Kecamatan Sucinaraja, Kabupaten Garut.
Menurut pengakuan Iwan Kurniawan (43), ayah Dewi dan Putri, kedua anaknya yang sejak lahir divonis oleh tim dokter tidak bisa dipisahkan.
Baca Juga: Di Balik Keceriaan Anak Kembar Siam Mengikuti PTM Terbatas, Ternyata Menyimpan Duka
Keputusan tim dokter terhadap nasib kedua anaknya, Iwan hanya bisa pasrah dan menyerahkan semuanya kepada Alloh SWT.
Iwan memaparkan, kedua putri cantiknya itu, meski dengan keterbatasannya, namun sangat senang sekali bisa bersekolah.
Mereka juga begitu bersemangat mengikuti pelajaran yang diberikan gurunya, lanjut Iwan, tentu yang membuatnya bangga, mereka tidak merasa canggung dan minder berbaur dengan teman-teman sebayanya, baik di lingkungan rumah maupun sekolah.
"Anaknya periang, enggak minder, mereka juga mudah beradaptasi," ujarnya, Kamis (26/8/2021).
Selain bersemangat bersekolah, kata Iwan, kedua anaknya pun setiap hari tak pernah ketinggalan untuk belajar mengaji, dan selalu mengikuti bimbingan belajar (bimbel) di sekitar lingkungan rumahnya.
"Setiap hari belajar mengaji, kalau sekolah sekarang masih belum full, tiga hari sekali yang offline-nya, jadi ikut bimbel juga," ucapnya.
Dewi dan Putri usianya sudah menginjak 7 tahun. "Meskipun dengan segala keterbatasan yang dimilikinya, namun mereka tak pernah mengeluh dan tetap semangat dalam menjalani hidup. Alhamdullah kakak dan dede anaknya baik, mereka juga tak pernah rewel dan penurut sama orang tua," katanya.
Iwan mengungkapkan, belakangan ini kedua anaknya kerap mengeluh sakit pinggang, karena kursi rodanya yang sehari-hari digunakan mulai sempit.
Himpitan ekonominya saat ini, Iwan mengaku sangat kebingungan untuk mengganti kursi roda kedua anaknya.
"Saya akan berupaya sekuat tenaga untuk bisa mengganti kursi roda agar mereka merasa nyaman. Saya yakin rasa sakit pinggangnya, akibat kursi rodanya sudah mulai sempit," ucapnya.