daerah

Stop Kabur, Cegah Perkawinan Dini dan KDRT

Rabu, 18 Agustus 2021 | 21:55 WIB
Talkshow Hari Anak Nasional di Kantor Dinas PPKBPPA Kabupaten Garut beberapa waktu lalu menghadirkan narasumber Kepala Dinas PPKBPPA Kabupaten Garut, Yayan Waryana, dan Bunda Forum Anak Daerah (FAD) Kabupaten Garut, Diah Kurniasari. (Agus Alvin/Gorajuara.com)

GARUT, GORAJUARA.com- Strategi optimalisasi pencegahan kawin anak bawah umur atau Stop Kabur, program yang digulirkan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungab Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Garut guna meningkatkan kualitas keluarga serta mengurangi angka pernikahan usia dini.

Kawin anak bawah umur (Kabur), menurut Kepala Dinas PPKBPPPA Kabupaten Garut, Yayan Waryana, akan menimbulkan persoalan sosial, mental, kesehatan, ekonomi dan pendidikan. “Jika ini dibiarkan tidak segera dicegah, maka akan terjadi rapuhnya ketahanan keluarga, ketidakharmonisan, KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), trafiking, dan ujung-ujungnya berakhir dengan perceraian.

"Akibat Kabur ini akan berakibat tingginya lahir stunting, dan secara tidak langsung menjadi penyebab tingginya angka kematian ibu (Aki) dan angka kematian bayi (Akb) di Kabupaten Garut," kata Yayan, Rabu (18/8/2021).

Berbagai apresiasi pun datang dari berbagai pihak terhadap program yang menjadi garapan

Program yang digagas Dinas PPKBPPPA Kabupaten Garut dalam proyek perubahan pada Diklatpim Il tahun, mendapat beragam tanggapan dari berbagai kalangan, di antaranya Kepala Badan Kependudukan dan Kelurarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo.

Program Stop Kabur, menurut Hasto, sangat luar biasa, dan diharapkan menimbulkan dampak positif, khususnya dalam menurunkan angka stunting.

"Saya menilai luar biasa, karena problem utama penurunan stunting, salah satunya bagaimana menurunkan angka perkawinan pada usia anak," katanya.

Stop Kabur berdampak positif, urainya, karena program ini bisa menurunkan angka stunting, kematian ibu dan bayi.

Sementara itu, Bupati Garut, Rudy Gunawan, sangat mengapresiasi program Stop Kabur. Pihaknya akan menggelontorkan dana sebesar Rp 500 juta dalam mendukung keberlangsungan program ini.

Menurut Rudy, anggaran Rp 500 juta tersebut dari APBD 2022. Ini penting, karena perkawinan harus terencana untuk bisa menjadikan keluarga bahagia lahir dan batin, terhindar dari stunting.

“Sebab dari sisi ekonomi dan perencanaan yang baik, maka perkawinannya akan lebih matang,” katanya.

Jargon “Stop Kabur, Berencana Itu Keren!" pun mendapat apresiasi dari Ketua DPRD Garut, Euis Ida Wartiah, dan Kepala Kantor Kemenag Garut, Cece Hidayat.**

Tags

Terkini