Mereka memaksa rakyat Mactan untuk masuk Kristen dengan cara membakar rumah dan merampas harta benda milik rakyat.
Hal ini didasari karena sakit hati karena Emirat Islam Bani Ummayah menguasai negeri mereka, Andalusia selama beratus-ratus tahun.
Magellan menyurati Datu Lapu-Lapu untuk tunduk dan menyerah dengan mengirim surat yg berbunyi:
"Atas nama tuhan, saya meminta kalian untuk menyerahkan diri dan kami keturunan ras putih berperadaban yang lebih layak berkuasa di negeri ini."
Baca Juga: SEA Games 2021 : Timnas Mobile legend Indonesia Berhasil Libas Timnas Vietnam 2-0 di Laga Pembuka
Datu Lapu-Lapu pun membalas surat Magelan dengan bunyi :
"إن الدين لله، وإنَّ الإله الذي أعبده هو إله جميع البشر على اختلاف ألوانهم".
"Sesungguhnya agama (Islam) ini milik Allah, Tuhan yang aku sembah adalah tuhan bagi seluruh warna kulit manusia yang berbeda-beda."
Kemudian pecahlah perang pada bulan Jumadil Ula 923 H / 25 April 1521 M.
Dimana rakyat Mactan yang bermodalkan belati dan busur panah dari bambunya mampu mendesak pasukan Magellan yang bermodalkan senjata-senjata modern.
Baca Juga: Kevin Hillers Terkena Kasus Penganiayaan, Ungkap Saat Pertama Kali Bertemu Dengan Saudari SK
Dalam suatu momen, Magellan hendak menikam Lapu-Lapu dari belakang.
Akan tetapi, Lapu-Lapu yang sigap mampu menangkis dan menyerang balik hingga Magellan harus menemui ajalnya karena ditikam balik oleh Lapu-Lapu.
Mendengar ekpedisi Magellan gagal, Spanyol mengerahkan 4 armada laut kembali ke Filipina.
Penjajahan kembali di Filipina dimulai pada tahun 973 H/1565 M setelah 50 tahun semenjak kedatangan pertama Magellan di Filipina.