Hari Raya Galungan, Tak Lengkap Tanpa Penjor

photo author
- Kamis, 9 Juni 2022 | 11:15 WIB
Hari Raya Galungan (gorajuara.com/Dok. I Nyoman Tingkat)
Hari Raya Galungan (gorajuara.com/Dok. I Nyoman Tingkat)

Sesajen selain diaturkan di Pura Keluarga, Pura Kahyangan Tiga (di Desa Adat), dan Pura umum lainnya, umat Hindu Bali juga memunyai tradisi menghaturkan sesajen yang disebut punjung ke kuburan dipersembahkan kepada keluarga yang telah meninggal tetapi belum diaben.

Sehari setelah Galungan disebut Umanis Galungan. Dulu, Umanis Galungan biasanya diisi dengan acara silatturahmi ke anggota keluarga dengan saling mengunjungi antar keluarga untuk saling memaafkan.

Baca Juga: Kejutan Ulang Tahun Ammar Zoni Pemain Sinetron Ikatan Cinta, Mobil Klasik Impian Jadi Kenyataan

Belakangan, Umanis Galungan diisi dengan tirtayatra keluarga (kecil) dengan melaksanakan persembahyangan ke pura-pura besar baik Pura Kahyangan Jagat maupun Sad Kahyangan atau Dang Kahyangan.

Begitulah umat Hindu berhari Raya Galungan secara dinamis mengikuti kodrat alam, kodrat zaman, dan kodar anak, sebagai umat-Nya. Kesibukan dalam dua minggu sangat terasa hingga memasuki hari Raya Kuningan (18 Juni 2022) sepuluh hari setelah Galungan.

Oleh karena itu, di media sosial bertebaran ucapan Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Hari Raya Galungan yang diartikan sebagai kemenangan dharma atas adharma diniatkan untuk kembali pada kesucian (fitrah) manusia, yang bagi Umat Islam jatuh pada saat Idul Fitri.***


Ucapan Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan sekarang sudah dalam bentuk digital, sebelumnya dalam bentuk Kartu dikirim via pos.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Buddy Wirawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini