Ternyata Tradisi Mudik Itu Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan Majapahit dan Mataram

photo author
- Sabtu, 30 April 2022 | 06:05 WIB
Tradisi mudik sudah ada sejak zaman Majapahit dan Mataram (Foto: Gorajuara.com/Dok. Pikiran-Rakyat.com)
Tradisi mudik sudah ada sejak zaman Majapahit dan Mataram (Foto: Gorajuara.com/Dok. Pikiran-Rakyat.com)

Suatu saat, para pejabat Majapahit itu akan kembali ke pusat pemerintahan kerajaan untuk menghadapi raja dan mengunjungi sanak keluarganya di kampung halaman. Kebiasaan ini yang lantas diartikan sebagai lahirnya fenomena mudik.

Jika wilayah kekuasaan Majapahit sudah luas sampai ke Sri Lanka dan Semenanjung Malaya, berarti fenomena mudik setelah Sumpah Palapa Gajah Mada berhasil diwujudkan.

Baca Juga: Hotman Paris Diduga Lakukan Pelecehan dan Asusila Terharap Beberapa Orang Asisten Pribadinya

Sumpah Palapa sendiri dibacakan Patih Gajah Mada ketika upacara pengangkatan. Ketika itu beliau diangkat sebagai Patih Amangkubhumi tahun 1258 saka atau 1336 masehi.

"Para pejabat dari Mataram Islam yang berjaga di daerah kekuasaan, juga melakukan mudik. Terutama mereka balik menghadap Raja pada Idul Fitri," kata Silverio.

Namun ada juga pendapat lain. Seperti menurut Dosen Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Yuanda Zara, mudik menjadi tradisi dimulai sejak masa awal kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Pentigraf Dalam Al Quran, Tadarus Al Quran Melalui Cerita Pendek

Banyak masyarakat merantau ke Jakarta lantaran fokus pembangunan ada di Ibu Kota Negara.

Para pendatang itu tinggal beberapa tahun di Jakarta. Muncul rasa rindu dalam diri mereka pada kampung halaman.

Dari sinilah muncul fenomena para pekerja di Jakarta pulang ke kampung halaman secara berbondong-bondong.

Baca Juga: Ade Yasin Bantah Keterlibatannya dalam Kasus Suap, KPK: Semua Tersangka Korupsi Awalnya Membantah

Fenomena ini membuat pemerintah di tahun 1960an menghidupkan kembali jalur-jalur kereta api dari masa kolonial  di seluruh wilayah sebagai sarana mememudahkan warga pulang ke kampung halaman.

Pada tahun 1970an, mereka yang merantau ke kota Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, dan kota-kota lainnya melakukan aktivitas pulang ke kampung halamannya, di antaranya di saat hari libur kerja yang panjang, yakni  salah satunya Idul Fitri. Pada saat itulah, mudik menjadi trend.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rusyandi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini