Yuk mari kita coba telusuri satu persatu. Sebagaimana pernah disinggung sebelumnya di web kesayangan kita ini bahwa perintah Allah yang pertama kali turun adalah perintah untuk membaca dalam arti luas. Bukan perintah sholat, puasa, zakat, haji dan lainnya.
Menjalankan perintah Allah bagi seorang muslim adalah ‘sesuatu’. Menunjukkan ketaatan dan ketakwaannya. Sehingga membaca bukan hanya karena dapat memetik manfaat dari aktivitas ini, tapi juga menjalankan perintah Allah
Sementara itu di dalam hadits, Rasulullah saw bersabda, “Menuntut ilmu itu kewajiban bagi setiap muslim,” (HR Ibnu Majah)
Baca Juga: Kedapatan Bawa Sabu, Wanita Paruh Baya Diciduk Polisi
Oleh karenanya menuntut ilmu sama wajibnya dengan sholat fardhu 5 waktu. Bila perintah membaca dan kewajiban menuntut ilmu saja dijalani kaum muslimin, maka learning society (masyarakat yang gemar belajar) dan well informed (terbuka dengan segala informasi) yang dimiliki bangsa Jepang, bisa juga dimiliki kaum muslimin.
Rasulullah saw saja mencontoh tentang kecintaannya pada ilmu. Ketika ayat robbi zidnii ilman (Ya Allah tambakanlah aku ilmu) sudah turun, beliau tidak pernah meninggalkan doa ini hingga beliau wafat.
Padahal tanpa diminta pun, Allah sudah seringkali memberi Rasulullah saw ilmu, bahkan ilmu atau pengetahuan tentang hal-hal yang belum terjadi. Salah satunya tentang penghuni neraka terbanyak di hari kiamat kelak.
Sikap Rasulullah ini pun mengajarkan kaum muslimin bahwa walau kita dibekali panca indera dan otak oleh Allah, tapi tetap saja ilmu itu datangnya dari Allah.
Oleh karenanya orang yang memiliki ilmu tidak diperkenankan sombong. Karena sebanyak apa pun ilmu seseorang tidak seberapa dibandingkan ilmu Allah. Selain itu, setinggi dan sedalam apa pun ilmu seseorang, ada saja orang lain yang lebih dalam dan tinggi ilmunya.
Baca Juga: Cabut dari Persija, Marko Simic Klaim Ada Orang yang Bahayakan Kariernya, Seperti Apa?
Nabi Musa as adalah orang yang paling dalam, tinggi ilmunya di kalangan Bani Israil. Namun Allah memberitahunya bahwa ada hamba-Nya (nabi Khidir) yang ilmunya melebihi nabi Musa. Nabi Musa mencontohkan pada kita sikap rendah hati. Dia belajar pada nabi Khidir.
Sahabat Rasulullah saw, Ibnu Mas’ud ra berkata, “Demi Allah yang tiada sesembahan yang berhak disembah selain Dia. Tidak ada satu pun surat Al-Quran yang diturunkan, melainkan aku mengetahui dimana diturunkan. Tidak ada satu pun ayat Al-Quran yang diturunkan, kecuali aku mengetahui kepada siapa diturunkan. Seandainya aku tahu ada orang yang lebih mengetahui Al-Quran selain diriku, sedangkan aku mampu menjangkaunya, niscaya aku akan kukendarai ke sana
Mengetahui dimana surat Al-Quran diturunkan, mengetahui kepada siapa ayat Al-Quran diturunkan menunjukkan bahwa Abdullah bin Mas’ud mengetahui konteks surat, mengetahui maksud ayat. Karena dia tahu mana surat yang turun di Mekkah dan mana surat yang turun di Madinah.
Dia juga tahu kepada siapa ayat diturunkan, itu berarti dia mengetahui peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat.
Oleh karenanya bisa disimpulkan Ibnu Mas’ud orang yang paham sekali tentang Al-Quran.