GORAJUARA - Puasa di bulan Ramadhan 1443 H, berdasarkan hasil sidang isbat Pemerintah RI akan ditetapkan pada Minggu, 3 April 2022.
Waktu tidur akan berubah pada saat setiap bulan Ramadhan. Karena kaum muslimin dianjurkan untuk makan sahur sebagai persiapan puasa di esok harinya.
Sebagaimana diketahui, makan sahur dilakukan hingga waktu imsak tiba, yaitu waktu sekitar sepuluh menitan jelang waktu sholat subuh.
Baca Juga: Vicky Prasetyo Akui Putra Deddy Corbuzier Sebagai Pemuda Terkuat di Indonesia
Pada umumnya kaum muslimin bangun saat sholat subuh tiba, kini bangun sebelumnya. Otomatis, waktu tidurnya berubah. Bagaimana agar waktu tidur tidak berkurang di bulan Ramadhan?
Pembahasan tentang tidur ini penting, karena terkait dengan aktivitas puasa di keesokan harinya.
Mengapa orang yang cukup tidur, ketika bangun dari tidur, tubuhnya menjadi segar dan siap melakukan berbagai aktivitas?
Baca Juga: Raih Pole Position MotoGP Argentina Pembalap Aleix Espargaro Muncul di Twitter
Karena di saat tidur, tubuh dan otak kita sebenarnya tetap aktif, ada sesuatu yang dilakukan bagi tubuh.
Ketika tidur, tubuh mengatur hormon dan sel saraf, memproses ingatan, mengeluarkan racun, dan banyak lagi aktivitas yang terjadi saat kita tidur.
Dana McMakin dari Florida International University telah menjelaskan waktu tidur yang disarankan untuk kita.
Baca Juga: Jutaan Manfaat Buah Kurma yang Jadi Primadona Saat Ramadhan
Berikut jumlah waktu tidur yang disarankan berdasarkan usia, dikutip dari Instagram @conversationidn, Minggu 3 Maret 2022.
1. Usia 0-3 bulan: 14-17 jam (waktu tidur)
2. Usia 4-11 bulan: 12-15 jam
3. Usia 1-2 tahun: 11-14 jam
4. Usia 2-5 tahun: 12-15 jam
5. Usia 6-13 tahun: 9-11 jam
6. Usia 14-17 tahun: 8-10 jam
7. Usia 18-64 tahun: 7-9 jam
8. Usia 64 tahun ke atas: 7-8 jam
Jika kita berusia antara 18-64 tahun, kita disarankan paling lambat tidur jam 9 malam.
Baca Juga: Kasus Penipuan Investasi, Manajer Binomo Brian Edgar Nababan Diringkus Polisi
Jika tidur jam 9 malam dan bangun pukul 4.00 dini hari, maka total waktu tidur mencapai minimal 7 jam sesuai dnegan rekomendasi di atas.
Apalagi bila kita bisa tidur selama 9 jam, insya Allah kita akan menjalankan puasa dengan maksimal.
Rasulullah SAW biasa tidur usai menunaikan sholat Isya. Karena saat Ramadhan, ada anjuran menunaikan sholat tarawih, jika mengikuti teladan Rasulullah, maka kita bisa tidur usai tarawih.
Baca Juga: Tiga Penyakit yang Umum Terjadi Saat Kita Menjalankan Ibadah Puasa, Ini Cara Mengatasinya
Menurut dr. Zaidul Akbar, dengan menyitir ayat tersebut dijelaskan bahwa malam adalah waktu tidur, waktu istirahat bukan waktu makan.
Makan boleh, tapi jangan berlebihan. Malam adalah waktu istirahat, jangan banyak aktivitas.
Jika ini dilakukan, tidur usai tarawih, maka jumlah ideal tidur sesuai rekomendasi bisa melebihi dari 7 jam waktu tidur.
Setelah subuh, jangan tidur. Karena banyak serangan jantung terjadi saat tidur di pagi hari. Jika sudah mengantuk benar, jangan berbaring, usahakan tetap dalam keadaan duduk sambil berdzikir.
Tidur yang bikin bodoh adalah tidur setelah subuh, tutur dr. Zaidul Akbar mengutip perkataan Syaikh Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah.
Mengutip dari penjelasan dr. Zaidul Akbar bahwa Rasulullah SAW mengajarkan untuk tidur jelang dzuhur. Tidak perlu lama, tapi cukup membuat tubuh kembali jadi segar. Tidur itu dinamakan Qoilulah.
Baca Juga: Kalah Penguasaan Bola, Atletico Madrid Malah Sukses Gusur Barcelona
Waktu tidur jelang dzuhur itu merupakan waktu tidur yang terbaik untuk memperbaiki enzim tubuh kita.
Dr. Zaidul menambahkan,tidur waktu siang itu merupakan tidur untuk mempersiapkan bangun malam.
Selain jumlah waktu tidur, kualitas tidur juga menjadi hal penting. Di antara hal-hal yang dianjurkan agar kualitas tidur jadi baik meredupkan lampu kamar, mengobrol hal positif atau melakukan kegiatan santai 1 jam sebelum tidur.***