GORAJUARA - Isotretinoin (13-cis-retinoic acid) adalah retinoid generasi pertama yang diturunkan dari vitamin A dengan struktur kimia terdiri dari rantai karbon, hidrogen, dan oksigen (C20-H28-O2). Larut dalam kloroform, alkohol dan tidak larut dalam air.
Isotretinoin oral (yang diminum melalui mulut) dapat diserap di saluran cerna dan penyerapannya meningkat bersama makanan, sangat terikat dengan protein plasma di darah, dan dimetabolisme di liver oleh isoenzim CYP450 menjadi bentuk aktifnya 4-oxo-isotretinoin.
Karena dimetabolisme oleh CYP450, hati-hati pemakaian dengan obat lain yang dimetabolisme CYP450 juga di liver (reaksi obat).
Baca Juga: Sakit Pinggang di Masa Pandemi Makin Marak Terjadi
Kadar isotretinoin di dalam darah akan turun hingga ke kadar fisiologis dalam 2 minggu setelah berhenti minum obatnya.
Isotretinoin akhirnya akan dibuang di feses dan urin dan dapat melewati plasenta (artinya: dapat mencapai janin).
Tidak diketahui apakah dapat mencapai air susu (kemungkinan iya, karena aktivitas lipofiliknya).
Efek isotretinoin dalam tubuh adalah pertumbuhan dan diferensiasi sel, memodulasi sistem imun, dan pertumbuhan sel tumor Ini semua dapat terjadi karena isotretinoin bekerja langsung dalam proses transkripsi DNA melalui reseptornya di inti sel.
Baca Juga: Heboh, Beredar Video Ustad Yusuf Mansur Ditangkap, Begini Faktanya
Di bidang dermatologi, isotretinoin digunakan untuk akne berat nodulokistik/ konglobata (bahasa awamnya jerawat batu) dengan cara mempercepat maturasi keratinosit sehingga mengurangi produksi kelenjar minyak, komedo, dan sel-sel radang.
Selain jerawat, isotretinoin dapat juga dipakai untuk pengobatan rosasea, erupsi akneiformis, hidradenitis supurativa, bahkan psoriasis dan kelainan kornifikasi (pembentukan keratinosit) lainnya dengan hasil yang bervariasi.
Pada tahun 1982, US Food & Drug Administration (FDA) menyetujui pemakaian isotretinoin dengan merek yg terkenal Accutane oleh pabrik Roche.