Baca Juga: Kenakan Sarung, Baju Koko dan Peci, Ngatiyana Pimpin Peringatan Hari Santri di Kota Cimahi
Padahal, tindakan ini malah semakin menghambat proses pemulihan mental.
Oleh karena hal ini, tidak heran jika Indonesia menjadi salah satu negara terburuk dalam pencegahan maupun penanganan mental health issues.
Dari survei Global Health Data Exchange ada 27,3 juta masyarakat Indonesia yang mengalami masalah kejiwaan.
Belum lagi di masa pandemi yang memaksa masyarakat untuk #stayathome.
Padahal, tidak semua orang merasa aman berada dirumahnya sendiri. Belum lagi adanya desakan ekonomi dan kebutuhan yang terus meningkat.
Dalam menangani mental health sendiri, Indonesia mempunyai beberapa tantangan yang harus dihadapi.
Baca Juga: Hasil Tes Swab Acak di Atas 5 Persen, PTMT di 12 Sekolah di Kota Bandung Dihentikan Sementara
Tantangan yang paling pertama adalah minimnya edukasi, pengetahuan, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya mental health issues yang terjadi di lingkungan sekitar.
Konsep person in environment menjelaskan bahwa keberadaan individu akan memengaruhi, dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
Dalam hal ini, penderita harus lebih diperhatikan bukan hanya oleh orang terdekatnya, namun juga masyarakat sekitarnya.
Tantangan berikutnya adalah adanya stigma atau nilai buruk yang diberikan kepada penderita mental health di Indonesia.
Stigma ini membuat penderita menjadi enggan untuk berkonsultasi, dan memilih untuk memendam kondisinya tersebut.
Baca Juga: Ridwan Kamil Sumringah, Indeks Kebebasan Pers di Jawa Barat Naik 27 Peringkat Dalam Survei IKP 2021
Hal ini disebabkan oleh adanya pengucilan, labelling, dan stereotip terhadap si penderita.
