GORAJUARA - Sebagaimana yang kita ketahui bahwa saat ini kita tengah berada di suatu masa, di mana generasi milenial tidak memerlukan uang di dompet (cashless society).
Dengan segala kelebihannya, sistem cashless society ini banyak menggunakan e-wallet yang dalam teorinya dapat menghemat uang. Karena kita hanya perlu membayar biaya sejumlah harga barang yang dibeli.
Akan tetapi, promo yang disediakan oleh platform belanja online membuat teori ini menjadi sulit untuk diimplementasikan.
Baca Juga: Hadapi PSM Makassar, Ezra Walian Nyatakan Siap Bela Persib, Namun Tergantung Pelatih
Ketika kita melihat penawaran suatu barang seperti cashback 100 persen, diskon 70 persen, dan buy one get one, kita sebagai konsumen akan cenderung tertarik untuk membeli barang tersebut.
Dari sini dapat dilihat, bahwa fenomena sulit diimplementasikannya kelebihan cashless society, terletak pada pengaturan emosi seseorang dalam berbelanja.
Hal yang perlu kita lakukan untuk menyelesaikan permasalahan ini, adalah dengan mengatur keuangan kita dengan prinsip LSP (Living, saving, and playing).
Baca Juga: Bank Indonesia Sebut Ekonomi di Jawa Barat Terkontraksi Cukup Berat Akibat Pandemi Covid-19
- Living
Hal-hal yang termasuk kedalam kategori ini adalah sandang, pangan, dan papan. Alokasi dana untuk kebutuhan pokok ini dapat dikeluarkan sebanyak 50 persen.
- Saving
Saving atau tabungan adalah sejumlah uang yang disediakan untuk menabung. Alokasinya dapat dikeluarkan sebanyak 30 persen.
- Playing
Biaya ini dapat digunakan untuk bermain dan rekreasi. Alokasinya sebesar 20 persen.
Baca Juga: Mulai 1 Oktober, Tugas DLHK Kota Bandung Semakin Berat, Ada Apa Ya, Perlu Disimak Nih
Dengan adanya cashless ini, apakah dompet kita akan dibiarkan kosong saja? Tentu saja tidak.