Strategi Bedas Kalamdaya, 14 Desa di Kabupaten Bandung Jadi Model Desa Wisata

photo author
- Kamis, 26 Agustus 2021 | 21:41 WIB
 Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung, H. Yosep Nugraha (kiri) didampingi Kabid Promosi dan Ekonomi Kreatif Vena Andriana.  (Sastra Firmansyah/Gorajuara.com)
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung, H. Yosep Nugraha (kiri) didampingi Kabid Promosi dan Ekonomi Kreatif Vena Andriana. (Sastra Firmansyah/Gorajuara.com)

SOREANG, GORAJUARA.com - Sebanyak 14 desa dijadikan percontohan dalam merealisasikan program 'Bedas Kalamdaya', yakni strategi koloborasi dan integrasi kearifan lokal, alam dan budaya guna mendorong pembangunan daya saing pariwisata di wilayah Kabupaten Bandung.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung H. Yosep Nugraha menyatakan, ke-14 desa tersebut, di antaranya Desa Citaman, Nagreg Kendan, Lamajang, Laksana, Margaasih, Mekarlaksana, dan Desa Cikancung.

"Hari ini, kita melaksanakan penandatangan kerja sama antara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung dengan Universitas Islam, Universitas Pasundan Bandung, dan 14 kepala desa di Kabupaten Bandung sebagai model dalam pelaksanaan strategi Bedas Kalamdaya," kata Yosep Nugraha di Hotel Sutan Raja, Soreang, Kamis (26/8/2021).

Kunci dari Bedas Kalamdaya itu ada dua, kata Yosep, pertama kolaborasi multi pihak dan kerjasama dengan para akademisi, pemerintah, pengusaha, komunitas, media dan pihak lainnya. "Kedua, integrasi antara potensi kearifan lokal, alam dan budaya," jelasnya.

Salah satu wujud kolabirasinya, sebut Yosep, pihaknya melakukan perjanjian kerjasama dengan 14 desa dan dua perguruan tinggi. "Ke-14 desa itu sebagai pilot project pelaksanaan Bedas Kalamdaya dalam mewujudkan desa wisata," katanya.

Belasan desa itu akan dibangun menjadi desa unggulan di Kabupaten Bandung, tambah Yosep, setelah penandatanganan dan akan melewati proses pelaksanaan di lapangan, di antara desa ada yang sudah menginjak pada pembangunan master plan dan DED untuk kepentingan aminitas di desa wisata. Selain itu, untuk bantuan program dan keuangan yang dilaksanakan oleh dinas.

"Sekarang fokus di desa-desa tersebut yang akan kita tumbuhkan menjadi desa wisata. Jadi kalau nanti ada pelatihan dan kegiatan apapun akan dilakukan di desa-desa tersebut untuk meningkatkan kapasitas, dan kemampuan pengelolaan desa wisata," ujarnya.

Strategi Bedas Kalamdaya, lanjut Yosep, pihaknya akan kolaborasi dengan perangkat OPD lainnya, mulai dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda dan Olahraga, Dinas Sosial dan dinas lainnya.

"Sepanjang diperlukan kita akan kolaborasi dengan pihak-pihak terkait," ujarnya.

Yosep berharap, motivasi masyarakat desa setempat harus memiliki komitmen bersama bagaimana membangun desa wisata. "Kami berharap pemerintah desa mengalokasikan sebagian anggaran untuk pembangunan desa wisata untuk lebih komprehensif, dan energinya lebih besar," ujarnya.

Selain 14 desa, ungkap Yosep, akan mengembangkan di 60 desa wisata lainnya dengan strategis Bedas Kalamdaya secara bertahap.**

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Fauzi Jaelani

Tags

Rekomendasi

Terkini