GORAJUARA - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan telah menemukan penyebab ratusan korban meninggal yang terjadi stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Fakta yang ditemukan di lapangan mengenai tragedi maut itu, menurut Ketua TGIPF tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD, jauh lebih mengerikan dari yang beredar di televisi dan media sosial.
Ratusan korban yang meninggal dan terluka itu disebabkan desak-desakan saat berusaha keluar dari pintu stadion setelah adanya tembakan gas air mata.
Baca Juga: Belum Tamat! Simpang Siur Soal Preman Pensiun 6 Terjawab Pada Episode Ini
"Ada yang saling gandengan untuk keluar bersama satu keluar satu tertinggal. Yang di luar balik lagi nolong ke temannya terinjak injak mati," ujar Mahfud Md dalam konferensi pers di Komplek Istana Kepresidenan, Jumat 14 Oktober 2022.
"Ada yang memberi bantuan pernapasan itu karena satu sudah tidak bisa bernapas kena semprotan, mati, itu jauh mengerikan," sambungnya.
"Yang mati dan cacat dan serta sekarang kritis itu dipastikan terjadi karena desak-desakan setelah ada gas air mata yang disemprotkan, itu penyebabnya," jelasnya.
Baca Juga: Ingin Tinggal di Korea Selatan? Pahami Dulu Risiko di Bawah Ini
Dampak atau efek racun gas air mata masih diperiksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Begitu penjelasan Mahfud MD.
"Tetapi apapun hasil pemeriksaan dari BRIN itu tidak bisa mengurangi kesimpulan bahwa kematian massal itu terutama disebabkan oleh gas air mata," tukasnya.
Hasil investigasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan telah dilaporkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). ***
Anda ingin mendapatkan berita update setiap hari dari Gorajuara.com. Ayo gabung di Grup Telegram “Gorajuara.com News”, caranya klik link https://t.me/gorajuaranews, Kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di ponsel.