Di luar itu, Ema mengimbau para peternak untuk menjual stok lama atau existing dulu sampai habis. Setelah itu bisa melakukan penambahan stok hewan yang sudah dijamin aman.
Sementara itu, Kepala Bidang Keamanan Pangan DKPP Kota Bandung, drh. Ermariah mengaku, telah mengimbau para peternak dan panita kurban untuk menyediakan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Surat ini berfungsi sebagai verifikasi jaminan keamanan hewan kurban dari PMK.
Baca Juga: Supardi Nasir Kembali ke PSMS Medan, I Putu Gede: Tim Kami Butuh Leader
"Kita memang sudah pakai ini dari dulu, tapi sekarang lebih diperketat lagi. Izin rekomendasi pengeluaran hewan dari daerah asal, dan surat persetujuan dari daerah yang menerima juga akan kita gencarkan kembali," papar Erma.
Ia juga mengatakan, timnya selalu memantau berkala secara rutin. Jika ditemukan indikasi infeksi PMK pada hewan, akan segera dibawa ke lab di Subang.
Beberapa ciri gejala PMK ini antara lain, suhu hewan mencapai 39 derajat. Ada lepuhan seperti cacar di sekitar mulutnya. Lalu, di kakinya terdapat luka merah di sela-sela kuku. Jika ditemukan hewan yang tidak layak jual, maka harus dipisahkan dan tidak diberikan penanda kalung.
"Maka dari itu, kondisi kandang harus selalu bersih. Semua yang keluar masuk kandang harus desinfeksi. Orang kandang harus punya baju kandang sendiri. Kami sudah fasilitasi itu untuk para peternak," akunya.
Baca Juga: Calon Mahasiswa Jangan Sampai Lupa! Ini Jadwal UTBK SBMPTN 2022 Gelombang 2
Meski telah diyakini PMK ini tidak bisa menyebar ke manusia, tapi Erma mengimbau untuk tetap menjaga keamanan dengan memilah bagian mana saja yang boleh dikonsumsi dan tidak.
"Dagingnya harus dimasak matang sebelum dikonsumsi. Sedangkan untuk tulang dan jeroan sebaiknya jangan dikonsumsi dulu," imbau Erma.
Untuk menjaga ternaknya tetap aman dari PMK, salah satu peternak di Arcamanik, Bambang Heryanto mengatakan, telah rutin memberikan desinfektan dan vitamin pada sapi-sapi miliknya. Ia juga mengakui, jika pandemi berdampak pada penjualan ternaknya.
Baca Juga: Target Vaksinasi Terlampaui, Yana: Berkat Dukungan Semua Pihak
"Dulu, normalnya di sini ada 125 ekor sapi. Tapi sekarang cuma 41 ekor. Apalagi ada isu PMK ini, jangan sampai jadi semakin berkurang dan membahayakan sapi-sapi yang sehat," kata Bambang.
Sapi-sapi miliknya pun beragam, mulai dari kisaran Rp20-an juta hingga Rp80-an juta. Dengan berat 300 kg sampai 1 ton.
Bambang mengaku, belum berani untuk menambah stok sapi lagi di kandangnya karena khawatir jika sapi-sapinya akan tertular PMK dari sapi yang baru datang.