Ridwan Kamil Jawab Tantangan Pemerintah Pusat Terkait Persediaan Beras 

photo author
- Kamis, 30 September 2021 | 00:27 WIB
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat Panen Raya dan Rempug Tani Nasional bersama Dr. Salim Segaf Al Jufri, di Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Karawang, Selasa, 28 September 2021. (jabarpemprov.go.id-gorajuara)***
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat Panen Raya dan Rempug Tani Nasional bersama Dr. Salim Segaf Al Jufri, di Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Karawang, Selasa, 28 September 2021. (jabarpemprov.go.id-gorajuara)***

KARAWANG, GORAJUARA - Pemerintah pusat telah menyiapkan Jawa Barat sebagai provinsi swasembada beras

Menanggapi hal itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil pun langsung melakukan upaya untuk meningkatkan produksi beras per hektare. 

“Kita sudah meneliti selama satu tahun akan mulai kita kembangkan yang bisa menaikkan di atas 10 ton per hektar,” ujar Ridwan Kamil saat Panen Raya dan Rempug Tani Nasional bersama Dr. Salim Segaf Al Jufri, di Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Karawang, Selasa, 28 September 2021.

Baca Juga: Oded Senang Kader PKK Kota Bandung Berkontribusi Nyata Mewujudkan Ketahanan Keluarga

Emil –sapaan akrab Ridwan Kamil—menjelaskan, produktivitas tonase per hektare sawah di Indonesia harus seperti dua negara Asia Tenggara yaitu Vietnam dan Thailand. 

“Sehingga pertama untuk yang sudah baik seperti pertanian beras ini kita terus mendukung peningkatan produksi per hektarenya, di Thailand dan Vietnam sudah 20 ton per hektare di Indonesia masih belum,” ujarnya, seperti dikutip dari jabarpemprov.go.id, Kamis, 30 September 2021.

Oleh karena itu, beberapa proses perbaikan terus dilakukan oleh Pemda Provinsi Jabar guna menunjang peningkatan tonase tersebut. 

Baca Juga: Wagub Jabar Beri Apresiasi Kepada Insan Pendidikan yang Mendedikasikan Diri di Bidang Pendidikan Luar Biasa

Selain meningkatkan produksi per hektare,  harus ada pembeli pasti yang memang membutuhkan suplai beras.

Apabila hal itu terjadi harga beras pun tidak akan fluktuatif dan tentunya sudah dikunci oleh pembeli rutinan. 

“Tentu dalam proses penjualan kita terbanyak pembeli-pembeli yang sudah pasti sehingga harganya sudah dikunci. Sehingga nanti harga petani bisa dinaikkan sedangkan harga pembeli bisa turun sedikit,” ungkapnya. 

Baca Juga: Sambut Helaran PON XX 2021, Hayu Warga Papua PLN Luncurkan Promo Layanan Tambah Daya

Alih fungsi teknologi pun, kata Ridwan Kamil, menjadi dukungan nyata dalam meningkatkan produksi juga cara jual beli gabah. 

Sementara itu, mantan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan, ingin menghadirkan pengusaha lain dengan kebesaran hatinya dalam membeli gabah. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Abu Rahma

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini