JAKARTA, GORAJUARA - Dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia tanggal 29 September 2021, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) menyoroti pentingnya menjaga kesehatan jantung dengan bantuan inovasi dan perubahan teknologi dan digital yang ada.
“Inovasi digital telah membantu masyarakat yang sehat maupun yang sakit di masa pandemi untuk mendapatkan akses kesehatan dengan mudah, layanan konsultasi secara online, edukasi kesehatan, dan pemantauan capaian aktifitas fisik dan olahraga, serta layanan antar obat-obatan ke rumah,” kata Ketua Umum PERKI DR. dr. Isman Firdaus Sp.JP (K), dalam keterangan pers yang diperoleh Gorajuara, Selasa 28 September 2021.
Dr Isman mengatakan, kemajuan teknologi informasi dan digital ini juga diikuti dengan keprihatinan PERKI akan misinformasi (hoaks) dan disinformasi mengenai kesehatan yang beredar di dunia maya. Terutama kesehatan jantung yang disebarluaskankan oleh media-media sosial perlu diluruskan.
Baca Juga: Hadapi Musim Hujan, Hal Ini yang Dilakukan Pemkot Bandung untuk Antisipasi Banjir
Baca Juga: Polda Jabar: Mobilitas Kendaraan di Bandung Raya dan Kawasan Puncak Turun
Selain inovasi teknologi dan digital, tutur Dr. Isman, PERKI juga mengangkat isu kesadaran semua pemangku kepentingan (stakeholder) di bidang kesehatan
"Termasuk organisasi profesi, organisasi masyarakat, dan juga pemerintah untuk bahu membahu bersama-sama membangun kesehatan masyarakat terutama dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit kardiovaskular di Indonesia," papar Dr. Isman.
Salah satu bukti kolaborasi ini, paparnya, antara lain melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai salah satu sistem kesehatan di Indonesia telah terbukti memberikan dukungan dan manfaat yang sangat besar terutama untuk penanggulangan penyakit kardiovaskular.
Baca Juga: BRIN akan Benahi Infrastruktur dan Inovasi Kebun Raya untuk Kebermanfaatan Ruang Publik
Baca Juga: Menhan Prabowo Tinjau Latihan Pembulatan Komcad di Pusdiklatpassus Batujajar Bandung
"Ingat penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman dunia dan merupakan penyakit yang berperan utama sebagai penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia," ungkap Dr. Isman.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
"Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, red)) tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun," tukasnya.
Baca Juga: Cabor Voli Pasir dan Basket Sudah Mulai Merasakan Venue Pertandingan