BANDUNG, GORAJUARA.com - Mengomentari maraknya karya seni jenis 'Mural' yang kini jadi isu pro/kontra di tengah masyarakat kita. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun ternyata ikut sumbang pendapat juga, namun ia lebih sepakat mengajak berdialog antara yang pro dan kontra soal penyampaian pendapat melalui mural.
"Kita ini harus berdialog, dalam merumuskan “batas”. Batasan mana yang boleh dan pantas, mana yang tidak boleh dan tidak pantas," demikian komentar dalam akun twitternya @ridwankamil yang unggahannya dibuka Gorajuara.com, Kamis (2 September 2021)
Kang Emil berpendapat, di dunia digital pun, tidak semua dari kita paham, mana itu “kritik” argumentatif mana itu “buli/hinaan”. Orang berjiwa besar bicara gagasan, yang berjiwa kerdil bicarakan/gosipkan orang.
"Seperti lalu lintas dibatasi di lampu setopan, kebebasan ekspresi juga dibatasi oleh nilai “kesepakatan budaya dan kearifan lokal”. Itulah kenapa isu “mural kritik” kelihatannya masih berada di ruang abu-abu," paparnya.
Lebih jauh diterangkannya, pelaku mural juga harus paham dan jangan baper, karena karyanya suatu hari akan hilang. Apalagi tanpa ijin pemilik tembok. Bisa pudar tersapu hujan, dihapus aparat ataupun hilang ditimpa pemural lainnya.
"Mari Berdialog," tandas Kang Emil diakhir cuitannya.