news

Ini Rekam Jejak dan Kronologis Rasmus Paludan yang Bakar Al-Quran Sebagai Bentuk Protes Swedia dan Finlandia

Kamis, 26 Januari 2023 | 13:37 WIB
Tak Peduli Ancaman dan Hukuman Berikut Kronologi dan Rekam Jejak Aksi Rasmus Paludan (Foto: Gorajuara.com/dok: Instagram @cgtn)

Dilansir oleh Tim Gorajuara dari berbagai sumber, aksi pertama kalinya menjadi perhatian publik pada tahun 2017 di kanal YouTube anti-Muslim. Aksinya termasuk membakar Al-Quran di depan umum, terkadang dilakukan dengan cara dibungkus dengan daging asap.

Baca Juga: Kehidupan Harris Vriza dan Cut Syifa Berubah Usai Perlakuan Ayu Dyah Pasha di Tajwid Cinta Episode 74

Rasmus Paludan sebelumnya telah bergabung di kelompok anti Islam Denmark Swedia.

Pada tahun 2019, Paludan pernah dijatuhi hukuman 14 hari penjara karena pidato rasis. Saat ini dia akan menghadapi satu bulan penjara dengan dua bulan tambahan hukuman setelah dinyatakan bersalah atas 14 tuduhan berbeda tentang rasisme, pencemaran nama baik dan pelanggaran lalu lintas.

Akibatnya, SIM nya ditangguhkan selama satu tahun dan di denda sekitar 40.000 Krone (mata uang denmark).

Pada tahun 2020 ia dijatuhi hukuman penjara selama 3 bulan akibat mengekspresikan pandangan rasial.

Terjadi juga ditahun yang sama, Paludan mengalami penyerangan oleh seorang tak dikenal yang lari mengarah ke arahnya dengan membawa sebilah pisau.

Baca Juga: Inilah Fakta di Balik Megahnya Masjid Al Jabbar yang Dirancang Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Penasaran?

Pelarangan masuk di beberapa negara
Dikutip dari laman Swedia svt.se, September 2020 Rasmus Paludan pernah dilarang masuk selama dua tahun oleh polisi setempat, "Dia menimbulkan ancaman serius," kata polisi

Karena tidak ada tempat kembali kerumah dia pergi ke beberapa negara seperti Jerman, Prancis, Belgia namun tetap juga ditolak dan ditangkap.

"Kami menilai bahwa tindakan dan kebebasannya untuk masuk akan menjadi ancaman bagi kepentingan masyarakat bawah," kata Martias Sigrfridsson, pejabat kepala wilayah kepolisian Malmo.

Menurutnya aksi pembakaran itu tidak ada hubungannya dengan Turki, itu bagian dari dirinya yang melayangkan kebebasan berekspresi juga sebagai bentuk kebijakan partai yang dia dirikan.***

Halaman:

Tags

Terkini