Ketika Ibrahim meninggal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meneteskan air mata dan sangat sedih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan ketika kematian anaknya ini,
”Air mata ini mengalir dan hati ini bersedih. Kami tidak mengatakan kecuali yang diridhoi Allah. Sungguh -wahai Ibrahim-karena kepergianmu ini, kami bersedih.” (HR. Bukhari)
Ketika itu bertepatan dengan terjadinya gerhana matahari, sehingga orang-orang pada jaman itu punya anggapan bahwa, terjadinya fenomena alam tersebut dikaitkan dengan kematian Ibrahim.
Mengenai meninggalnya Ibrahim, yang betepatan dengan terjadinya gerhana sebagaimana disampaikan Al Mughiroh bin Syu’bah, beliau berkata,
”Di masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari ketika hari kematian Ibrahim. Kemudian orang-orang mengatakan bahwa munculnya gerhana ini karena kematian Ibrahim. Lantas Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalat dan berdo’alah.’” (HR. Bukhari)***