GORAJUARA - Permintaan akan daging meningkat menjelang Ramadhan, menjadikan harganya ikut naik.
Terlepas dari kenaikan harga daging, karena permintaan yang meningkat atau bukan, ada yang perlu diwaspadai masyarakat.
Karena ada saja pihak-pihak yang ingin memanfaatkan kondisi ini, ada saja yang mengambil keuntungan.
Terkait dengan daging, masyarakat perlu berhati-hati dengan daging sapi gelonggongan.
Baca Juga: Denny Darko Ramal Hubungan Ariel Noah dan Luna Maya: Mereka Bisa Saja Menikah, Tapi...
Apa yang dimaksud dengan daging gelonggongan dan apa juga daging oplosan?
Yuk kita coba mulai bahas. Gelonggongan berasal dari bahasa Jawa. Istilah ini biasanya dikaitkan dengan daging sapi.
Daging dijual setelah melalui proses yang tidak wajar.
Tidak wajar bagaimana maksudnya? Beberapa jam sebelum disembelih, hewan potong diminumkan secara paksa dalam takaran yang tidak wajar, takaran yang berlebihan.
Baca Juga: Kejutan, Presiden Barcelona Tutup Pintu Buat Lionel Messi Kembali ke Camp Nou
Tujuannya adalah untuk meningkatkan berat daging hewan. Setelah disembelih, berat hewan akan lebih tinggi, otomatis harga jualnya juga lebih mahal.
Tapi lama kelamaan berat daging akan berkurang secara drastis, bersamaan dengan keluarnya air.
Selain melanggar hukum, merugikan masyarakat, daging gelonggongan ini diduga tidak sehat untuk dikonsumsi. Bahaya bukan?
Baca Juga: Rans Cilegon FC Resmi Merekrut Pemain Top Dunia : Bem Vindo Ronaldinho !
Masyarakat juga perlu tahu bahwa daging gelonggongan itu tidak hanya daging sapi, tapi juga daging ayam.
"Daging gelonggongan tidak hanya daging sapi, akan tetapi juga daging ayam," jelas Nugrahawati, Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Ikan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Peternakan dan Perikanan Ciamis.
Nugrahawati menambahkan, terdapat bagian-bagian tertentu dari tubuh ayam disuntik, sehingga beratnya bertambah. Perlu diingat pula, daging gelonggongan tidak digantung, akan tetapi diletakkan.
Baca Juga: Pengumuman Hasil Seleksi Kartu Pra Kerja Gelombang 24 Sudah Keluar, Ayo Segera Login ke Akunmu Sekarang Juga !
Kenapa tidak digantung? Menurut Nugrahawati, karena bila digantung otomatis berat dagingnya akan cepat menyusut.
Karena air yang terdapat dalam daging akan cepat mengalir ke luar.
Warna daging gelonggongan lebih pucat. Daging akan terasa lebih lembek ketika ditekan.
Daging gelonggongan mudah busuk, karena kandungan air di dalamnya tinggi. Kondisi ini menyebabkan daging gelonggongan mudah terinfeksi bakteri atau penyakit.
Baca Juga: Mantan Bos Chelsea, Roman Abramovich Diduga Diracun Saat Hendak Damaikan Ukraina dan Rusia
Sedangkan daging yang biasa walau nampak lembab, tetapi tidak basah. Dagingnya lebih kenyal dan warnanya merah tua, berbeda sekali dengan daging gelonggongan yang warnanya pucat.***