news

Yus Russamsi Ahmad: Dua Tahun Penundaan Ibadah Haji dan Umrah Merupakan Ujian Kesabaran

Jumat, 31 Desember 2021 | 16:32 WIB
H. Yus Russamsi Ahmad bersama istrinya. (gorajuara.com/Istimewa)

 

GORAJUARA - Pelaksanaan ibadah haji dan umrah pada catatan 2020-2021 memasuki masa ujian peningkatan kesabaran sekaligus keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, setelah perjalanan ibadah ke Tanah Suci Mekkah dan Madinah itu tertunda karena pandemi Covid-19.

"Kita tak pernah tahu skenario Allah SWT dan takdir dari Allah SWT apa yang akan terjadi. Manusia hanya bisa berencana, tetapi ini sebuah proses untuk melewati ujian dari Allah SWT," kata Direktur PT Indo Java Mulia Wisata Kabupaten Bandung H. Yus Russamsi, Kamis 30 Desember 2021.

"Ini ujian kesabaran dan senantiasa untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT. Yang jelas, selama pandemi Covid-19 ini menjadi hikmah bagi kita sebagai umat beragama Islam, supaya lebih dekat dan meningkatkan nilai-nilai Akhlakul Karimah terhadap sesama orang yang beriman dan bertakwa," tambahnya.

Baca Juga: Bagaimana Thailand Meredam Permainan Timnas Indonesia di Final Leg Pertama Piala AFF 2020?

Yus Russamsi Ahmad mengatakan, dengan adanya keputusan dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang menerangkan ibadah haji dan umrah mulai dibuka untuk sejumlah negara di dunia.

Khususnya jemaah asal Indonesia, pada 19 Januari 2022 mendatang merupakan awal keberangkatan jamaah umrah ke Arab Saudi, di antaranya jamaah perusahaan yang ia kelola.

Keputusan itu dikeluarkan pemerintah Kerajaan Arab Saudi beberapa pekan lalu, melalui Kedutaan Arab Saudi di Jakarta, kemudian disampaikan kembali oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI.

Baca Juga: 3 Metode yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Keringat Berlebih

"Tapi tetap kita sebagai jamaah yang akan berangkat lebih dari 1000 orang itu (Jamaah Indo Java Mulia Wisata), mewaspadai varian baru Omicron, yang menurut para pihak penyebarannya lebih masif," ujar Yus.

"Seperti yang terjadi di Inggris dan Amerika Serikat, dalam sehari bisa menyebar di atas 100.000 jiwa. Namun virus varian baru ini tingkat kematiannya, tidak begitu parah seperti yang dialami varian baru Delta," lanjut Yus.

Karena tingkat kematiannya tak begitu parah, imbuh Yus Russamsi Ahmad, para jemaah hanya melewati proses karantina paling lama 5 hari.***

Terkini