GORAJUARA – Varian Omicron dari Covid-19 kini telah merebak ke seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Prancis.
Perdana Menteri Prancis, Jean Castex, mengatakan bahwa mulai awal Januari jarak antara pemberian vaksin kedua dan ketiga akan dipersingkat menjadi empat bulan.
Sebelumnya pemberian booster vaksin di Prancis dilakukan lima bulan setelah menerima vaksin kedua.
Baca Juga: Jadwal Siaran Langsung Liga Inggris Pekan ke-18 di SCTV: Ada Big Match Liverpool vs Tottenham
Castex juga menyatakan bahwa acara pesta publik dan kembang api akan dilarang pada Tahun Baru.
Ia menyarankan kepada warga—bahkan yang sudah divaksin—untuk melakukan tes Covid-19 sebelum berkumpul merayakan Tahun Baru.
Untuk memaksimalkan tingkat vaksinasi, pemerintah Prancis akan mengajukan Rancangan Undang-Undang pada awal tahun depan untuk mengubah kartu keterangan sehat menjadi menjadi kartu vaksin.
Baca Juga: Jurnalis asal Brazil Ini Marah-Marah Setelah Diserbu Ucapan Duka Laura Anna dari Warganet
Berarti warga Prancis wajib divaksin jika ingin masuk ke restoran atau menggunakan transportasi umum.
Peraturan yang berlaku saat ini, masih memperbolehkan menggunakan hasil tes negatif Covid-19 sebagai izin meskipun belum divaksin.
Baca Juga: Tumpuk Email Bisa Sebabkan Global Warming, Kok bisa?
“Kami tidak bisa membiarkan penolakan beberapa orang Prancis yang menolak divaksinasi karena mempengaruhi kehidupan seluruh negeri,” ujar Castex dikutip dari france24.com.
Castex menyatakan bahwa akibat penyebaran cepat varian Omicron di Inggris, perjalanan dari Inggris ke Prancis tidak akan diizinkan mulai Sabtu ini, kecuali wisatawan itu merupakan orang Prancis, memiliki kerabat di Prancis, atau penduduk tetap Prancis.***