news

HKTI: Kebijakan Pemerintah Harus Sesuai Dengan Kebutuhan Petani

Jumat, 8 Oktober 2021 | 21:20 WIB
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Bandung Adang I Barnas /Gorajuara.com/Sastra Firmansyah

SOREANG, GORAJUARA - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Bandung Adang I Barnas mengatakan, pihaknya berusaha untuk melakukan advokasi terkait kebijakan pemerintah untuk kepentingan para petani.

"Ketika ada kebijakan pemerintah, seandainya berpihak, dan kalau tak berpihak kami akan memberikan masukkan kepada lembaga pemerintah, baik ke lembaga legislatif maupun eksekutif," kata Adang kepada wartawan di Soreang, Kamis 7 Oktober 2021.

Memberikan masukkan itu, imbuhnya, apa yang diinginkan petani maupun apa yang menjadi kebijakan pemerintah, terkait dengan apa yang dibutuhkan para petani.

Baca Juga: Peramal: Cuma Ini yang Dibutuhkan Rizky Billard dan Lesti Kejora

"Saya harapkan apa yang menjadi kebijakan pemerintah membantu para petani, harus disesuaikan dengan kebutuhan para petani. Percuma memberikan bantuan kalau tak sesuai dengan kebutuhan para petani," katanya.

Adang juga turut membahas terkait persoalan harga gabah kering giling yang semula Rp6.000 per kilogram sekarang anjlok pada kisaran Rp5.000 per kilogram.

"Harga gabah anjlok Rp1.000 per kilogram. Sedangkan cost produksi pengelolaan pertanian meningkat," katanya.

Baca Juga: Komisi X DPR Semangati Guru Honorer yang Tak Lolos Seleksi

Dulu, imbuhnya, upah kerja petani dibayar Rp50.000 per hari, dan sekarang Rp75.000 per hari.

"Jadi untuk mendapatkan nilai ganti dari mana, kalau harga gabah kering giling anjlok," ucapnya.

Ia mengungkapkan, harga beras di Soreang Rp11.000 per kilo gram, sedangkan beras asal Jawa Rp10.000 per kilogram.

Perbedaan harga beras itu karena berbeda pula harga gabah kering giling. Bahkan di Subang dan Karawang, harga dasar gabah turun yaitu Rp4.000 kilo gram.

Baca Juga: KontraS Tanggapi Kasus Dugaan 'Tiga Anak Saya Diperkosa'

"Kami berharap kepada pemerintah, disaat para petani terpuruk disaat panen raya, pemerintah jangan impor beras. Lebih baik pemerintah meningkatkan produksi padi yang ada di kita," cetusnya.

"Apalagi kebiasaan di kita itu, disaat para petani menanam sayuran, yang lain juga turut menanam varietas serupa, sehingga disaat panen raya harga jatuh," tambahnya.

Halaman:

Tags

Terkini