SOREANG, GORAJUARA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar, mengapresiasi program Sekolah Mengaji yang di gagas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung di Sutan Raja Hotel, Soreang, Kamis 30 September 2021.
Bupati Bandung HM. Dadang Supriatna mengungkapkan, pendidikan keagamaan melalui program sekolah mengaji merupakan upaya pemerintah daerah dalam membentuk insan qurani serta merealisasikan salah satu visi pembangunan, yakni mewujudkan masyarakat Kabupaten Bandung yang agamis.
Dadang Supriatna menilai, dengan menjadikan mengaji sebagai budaya di tengah masyarakat, diyakini dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, terutama bagi generasi muda.
Baca Juga: Gatot Nurmantyo Ungkap ini Soal Isu Komunisme di Indonesia
“Jika semua masyarakat membumikan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, insya Allah generasi qurani pun dapat terbentuk, sehingga terhindar dari hal-hal yang menyimpang serta pengaruh buruk budaya global,” ungkap Bupati Bandung.
Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu menuturkan, program tersebut merupakan suplemen pelengkap muatan lokal, yang hingga saat ini belum dicantumkan secara ekplisit dalam kurikulum nasional.
“Kami mengajak kepada seluruh stake holder pendidikan agar melaksanakan kebijakan dan program ini dengan baik serta penuh rasa tanggung jawab,” imbau bupati yang akrab disapa Kang DS itu.
Baca Juga: Hastag G30SPKI, Ajakan Nonton Film Penghianatan G30SPKI Jadi Trending
Kang DS juga menyampaikan, program sekolah mengaji juga merupakan bentuk apresiasi pemerintah daerah terhadap guru ngaji yang dengan ikhlas mendidik masyarakat.
Nantinya, lanjut bupati, para guru ngaji akan diberikan insentif yang berasal dari Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD).
“Saat ini yang sudah terdaftar secara aplikasi sekitar 16.000 orang. Artinya masih ada waiting list. Insya Allah kita akan bahas di APBD murni 2022 mendatang,” jelas Kang DS.
Baca Juga: Perlukah Film G30S PKI Diputar Kembali pada Masa Milenial, Ini Ungkapan Ketua Fraksi PKS
Dalam implementasinya sendiri, bupati membeberkan, terdapat tiga klaster prioritas dalam pembagian insentif bagi guru ngaji.
“Yang akan kami dahulukan adalah para asatidz atau ustadz dan ustadzah yang sudah mempunyai umat di masing-masing lingkungannya," ungkap Kang DS.