GORAJUARA - Di zaman sekarang ini, membaca buku secara fisik mungkin menjadi salah satu kebiasaan yang semakin ditinggalkan orang-orang.
Hal tersebut karena di zaman sekarang ini, untuk membaca sudah tersedia e-book dan berbagai media online yang bisa dibaca secara digital.
Sehingga membaca buku secara fisik tidak lagi dianggap efisien dan orang jadi semakin jarang datang dan membeli buku fisik di toko buku.
Baca Juga: Inara Perdana Sumringah di Tiktok Karena Hal Ini, Virgoun Disebut Telah Lupa Perpanjang Guna-Guna...
Imbasnya, banyak toko buku yang akhirnya bangkrut karena tidak bisa bertahan dari perkembangan zaman.
Salah satu toko buku yang baru-baru ini dikabarkan bangkrut, toko buku Gunung Agung.
Seperti dilansir Gorajuara dari akun Instagram @infia_fact, toko buku Gunung Agung, yang merupakan bagian dari PT GA Tiga Belas akan segera menutup seluruh outletnya yang tersisa.
Keputusan berat ini diambil karena toko buku Gunung Agung mengalami kerugian operasional yang terus membesar sehingga tidak bisa bertahan.
Hal tersebut dimulai dari tahun 2013, dimana pada saat itu toko buku Gunung Agung berusaha melakukan efisiensi operasionalnya.
Namun hal tersebut tidak banyak membantu, sehingga puncaknya, pada tahun 2020 yang lalu toko buku Gunung Agung melakukan penutupan beberapa outletnya sebagai langkah efisiensi, akibat dampak dari pandemi Covid-19.
Toko buku Gunung Agung sendiri mempunyai sejarah yang panjang, dimana toko buku tersebut didirikan pada tahun 1953 Tjio Wie Tay, juga dikenal sebagai Haji Masagung dengan dukungan dari para penyair, penulis dan jurnalis.
Haji Masagung juga mempelopori upaya penyelenggaraan pameran buku pertama di Indonesia, pada tahun 1954.
Namun pada akhirnya, karena kondisi bisnis yang semakin kompleks dan terkait dengan kerugian operasional yang gagal diatasi, toko buku Gunung Agung akhirnya akan menutup seluruh outletnya yang tersisa, pada akhir tahun 2023 ini.
Baca Juga: SMAN 2 Kuta Selatan Luncurkan Buku Kumpulan Puisi Siswa 'Bangkit Dari Pandemi'