news

WAJIB TAHU, Begini Sejarah Candi Borobudur, Tempat Suci yang Menjadi Lokasi Perayaan Hari Raya Waisak 2023

Senin, 15 Mei 2023 | 13:31 WIB
WAJIB TAHU, Begini Sejarah Candi Borobudur, Tempat Suci yang Akan Menjadi Lokasi Perayaan Hari Raya Waisak 2023 (Gorajuara/sejarahindonesia.com)

Pemugaran pertama dilakukan pada 1907-1911 yang biayanya ditanggung oleh pemerintah Hindia Belanda.

Tujuan pemugaran difokuskan pada bagian puncak candi, yakni tiga teras bundar dan stupa pusatnya.

Baca Juga: Doctor Cha Pecahkan Rekor Itaewon Class di JTBC, Akting Uhm Jung Hwa dan Kim Byung Chul Panen Pujian

Candi Borobudur selanjutnya dipugar untuk kedua kalinya pada 1973-1983 oleh pemerintah Indonesia dibantu dengan UNESCO.

Saat itu, UNESCO memberikan bantuan untuk biaya pemugaran, karena Indonesia terdaftar sebagai negara anggota PBB, yang secara otomatis menjadi anggota organisasi ini.

Lewat UNESCO, Indonesia mengimbau kepada dunia internasional untuk ikut menyelamatkan Candi Borobudur.

Baca Juga: Kabar Christian Sugiono Diduga Selingkuh Beredar Luas, Titi Kamal Justru Bakal Lakukan Hal Ini

Berawal dari situ diperolehlah dana dari Pelita dan dana UNESCO.

Lalu, pada 1975 dimulailah pemugaran secara total.

Candi Borobudur mempunyai 1.460 panel relief cerita yang tersusun dalam 11 deretan mengitari bangunan candi dan relief dekoratif berupa relief hias sejumlah 1.212 panel.

Baca Juga: Arya Saloka Terseret Kasus Perselingkuhan Fandy Christian, Amanda Manopo Juga Tak Luput dari Rumor itu

Dilansir dari laman Borobudur Park, berikut bagian-bagian Candi Borobudur:

1. Kamadhatu
Kamadhatu menggambarkan menjelaskan Karmawibhangga Sutra, yaitu hukum sebab akibat yang terdiri dari 160 relief. Relief tersebut menunjukkan sifat dan nafsu manusia, seperti merampok, membunuh, memperkosa, penyiksaan, dan fitnah.

2. Rupadhatu
Bagian ini terdiri dari galeri ukiran relief batu dan patung Buddha yang secara keseluruhan ada 328 patung Buddha dengan hiasan relief pada ukirannya.
Catatan Sansekerta menunjukkan, Rupadhatu terdiri dari 1300 relief yang berupa Gandhawyuha, Lalitawistara, Jataka dan Awadana. Seluruhnya membentang sejauh 2,5 km dengan 1212 panel.

Baca Juga: Korban Tewas Akibat Kelaparan di Kenya Bertambah Menjadi 201 Orang

Halaman:

Tags

Terkini