GORAJUARA - Demi bepergian ke Disneyland, Kim Jong-un nekat menggunakan paspor palsu.
Pemimpin Korea Utara saat ini Kim Jong Un dan mendiang ayahnya, Kim Jong Il, menggunakan paspor Brasil yang diperoleh secara curang untuk mengajukan visa untuk mengunjungi negara-negara Barat pada 1990-an.
Informasi ini dibongkar oleh Reuters pada tahun 2018, yang menyatakan bahwa mereka adalah satu-satunya media yang memiliki bukti yang bisa dipublikasikan kebenarannya.
Baca Juga: Trailer dan Film Jin Khodam, Mati Dibunuh Tapi Lantunan shalawat Asyghil Masih Terdengar di Masjid!
Ketika paspor palsu itu dipublikasikan, Korea Utara menanggapi hal itu dengan mengatakan bahwa paspor itu digunakan khusus untuk bepergian ke negara-negara Barat, seperti pergi ke Disneyland dan atraksi lain yang akan diminati Kim Jong Un di usia muda.
Mempertimbangkan sejarah terkenal yang dimiliki Brasil dalam hal menyambut orang-orang kontroversial, beberapa orang berpikir bahwa pembuatan paspor palsu itu adalah upaya keluarga penguasa untuk membangun kemungkinan rute pelarian jika terjadi sesuatu yang tidak sesuai rencana.
Baca Juga: SMAN 2 Kuta Selatan Sandang Gelar Juara 2 Lomba Futsal SMA se Bali
Kemunduran Komunisme di Eropa Timur membawa beberapa ketegangan di mana Kim Jong II mengira dia akan ditekan oleh Dunia Barat untuk melakukan perubahan politik.
Sumber keamanan senior Barat berbicara tanpa menyebut nama tentang alasan sebenarnya di balik paspor.
Pemimpin Korea Utara diketahui saat itu sedang berusaha membangun hubungan dengan berbagai kedutaan di dunia barat untuk mendapatkan visa.
Agen keamanan yang sama menyatakan bahwa visa ini dapat digunakan untuk mendapatkan akses agen Korea Utara ke negara-negara Barat sehingga mereka dapat memata-matai dan mendapatkan informasi intelijen.
“Mereka menggunakan paspor Brasil ini, yang dengan jelas memperlihatkan foto-foto Kim Jong Un dan Kim Jong Il, untuk mencoba mendapatkan visa dari kedutaan asing. Ini menunjukkan keinginan mereka untuk bepergian ke Barat dan menunjukkan upaya keluarga penguasa untuk membangun kemungkinan rute pelarian," kata sebuah sumber keamanan.