Ia membandingkan kasus Ammar dengan kasus korupsi yang merugikan keuangan negara, namun hanya dijatuhi hukuman yang jauh lebih ringan.
Menurut Jon, kasus narkoba yang melibatkan Ammar Zoni seharusnya tidak diperlakukan dengan hukuman yang lebih berat daripada kasus korupsi yang jelas-jelas merugikan banyak orang.
Ia menilai bahwa ada ketidakadilan dalam sistem hukum yang berlaku, di mana pelanggaran yang merusak diri sendiri seperti narkoba dituntut lebih berat dibandingkan dengan kasus yang merugikan negara.
JPU menuntut Ammar Zoni selama 12 tahun penjara karena dianggap melanggar Pasal 114 Ayat 1 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Baca Juga: Kimberly Ryder Rayakan Ultah Sehari Sebelum Sidang Cerai, Edward Akbar Beri Respons Seperti Ini
Pasal ini mengatur tentang sanksi bagi siapa saja yang terlibat dalam pengedaran narkotika.
Meski demikian, Ammar terus membantah bahwa dirinya adalah pemberi modal dalam jaringan narkoba yang disebutkan dalam kasus ini.
Menurut Jon Mathias, kliennya seharusnya mendapatkan hukuman yang lebih ringan, mengingat bahwa Ammar bukanlah otak dari operasi narkoba tersebut.
Ia berharap majelis hakim dapat melihat fakta-fakta di lapangan dan mempertimbangkan untuk memberikan hukuman yang lebih proporsional.
Kasus ini tentu saja menarik perhatian publik, terutama penggemar Ammar Zoni yang merasa simpati terhadap apa yang dialami oleh sang aktor.
Banyak yang merasa bahwa hukuman 12 tahun penjara terlalu berat, terutama jika dibandingkan dengan kasus-kasus lain yang melibatkan kerugian negara namun mendapatkan hukuman yang lebih ringan.
Namun, ada juga pihak yang berpendapat bahwa hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu, dan bahwa kasus narkoba merupakan masalah serius yang harus dihukum dengan tegas.
Mereka berpendapat bahwa narkoba adalah ancaman besar bagi masyarakat, dan siapa pun yang terlibat dalam penyebarannya harus mendapatkan hukuman yang setimpal.