"Ini harus dipikirkan bagaimana menyinergikan seluruh OPD pendukung bisa menyelesaikan 6.614 stuntjng dan mencegah adanya stunting baru. Tentunya keberlanjutan harus dilakukan secara kontinyu," ungkapnya.
Terkahir, Ema berpesan agar aksi konvergensi stunting dilakukan secara detail dan komprehensif.
"Tidak hanya cukup main di variabel tapi detailkan di indokator. Biila perlu sampai subindikator supaya kita benar benar tajam memahami masalah stunting dan menangani sesuai dengan apa yang harus dilakukan," katanya.
Sementara itu, Kepala DPPKB, Dewi Kaniasari mengatakan, berdasarkan hasil pengukuran dan publikasi data stunting pada bulan Agustus 2023 oleh Dinkes, di Kota Bandung masih terdapat 65,1 persen anak usia 0-23 bulan mengalami stunting.
Baca Juga: Evaluasi Kemenhub Terhadap Kecelakaan Kereta Api yang Kerap Terjadi Belakangan Ini
"Data tersebut menunjukkan masih tingginya resiko keterpaparan anak masalah akibat masalah gizi dan kesehatan sebagai penyebab yang berdampak pada kesehatan anak," ujarnya.
Ia menyebut berbagai inovasi telah dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat Kota Bandung sebagai upaya yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya anak-anak di Kota Bandung.
"Penurunan stunting di Kota Bandung sejalan dengan progran kegiatan prioritas pemerintah di 260 kabupaten kota. Sejak tahun 2020 Kota Bandung jadi salah satu kota perluasan lokasi lokus intervensi penurunan stunting terintegrasi secara nasional," kata dia.***