"Kami juga menyiapkan sebuah instalansi pengolahan sampah di halaman depan kantor Arcamanik. Ini kami jadikan lab pengolahan sampah sebagai sarana edukasi untuk ASN, non ASN dan masyarakat umum," papar Willi.
Di sana terdapat fasilitas mesin penggiling sampah organik, maggot, komposter bag, drumpori, dan pemilahan sampah anorganik. Dalam sehari, maggot bisa menyelesaikan sampah organik sebanyak 25 kg.
"Kita sudah melakukan ini selama 2 pekan. Sampah organik di warga juga kita kumpulkan, sebanyak 15 kg dari 20 KK yang diuji coba. Hampir 250 kg sampah organik bisa kita selesaikan dalam 2 pekan dengan maggot," paparnya.
Willi menambahkan, total anggaran untuk penanganan sampah di Kecamatan Arcamanik tahun ini mencapai Rp928 juta. Dana tersebut sebagian digunakan untuk menambah kebutuhan mesin cacah organik skala kelurahan di 4 kelurahan.
"Sedang proyeksi anggaran sampah di tahun 2024 mencapai Rp853 juta," katanya.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan penjagaan TPS di Arcamanik. Sistemnya patroli di waktu rawan. Penjagaan TPS terkendali dengan pagar dan spanduk.
Baca Juga: PILU! Detik-Detik Terakhir Janin Di Palestina Dikeluarkan dari Rahim Jasad Korban Serangan Israel
"Kita juga tegaskan cuma residu yang boleh dibuang ke TPS. Kemarin kita juga menemukan seorang pelanggar. Tertangkap tangan yang bersangkutan membuang media filter air. Penegakan hukum baru sebatas teguran melalui surat pernyataan dari pelaku," akunya.
Sementara itu, Ketua Harian Satgas Penanganan Darurat Bencana Sampah Kota Bandung, Ema Sumarna menyampaikan, ia telah sosialisasi dan memantau penanganan sampah di 15 kecamatan.
"Ada 27 TPS masih overload. Sekarang masih berproses untuk pengangkutan. Ada 37.000 ton sampah yang belum terangkut dan ini masih bercampur," terang Ema.
Ia juga menyebutkan, zona 1, 2, dan 3 di TPA Sarimukti sudah tidak ada titik api. Zona 4 pun mendekati selesai. Namun, tidak bisa difungsikan normal seperti dulu.
"Kuota kita dibatasi 50 persen. Sekarang kita cuma dikasih 120 rit. Makanya sekarang kita coba upayakan sampah selesai di hulu. Sudah tidak boleh lagi kita melakukan cara-cara lama," tegasnya.
Apalagi sekarang Kota Bandung akan memasuki musim hujan, berpotensi membuat sampah hanyut dan menyumbat drainase.