"Kami sangat konsen dengan ketahanan pangan ini. Apalagi dampak dari pasca Covid-19 dan geopolitik dunia, maka hal yang jadi utama adalah ketahan pangan," tuturnya.
Ia berharap, dukungan dari para warga yang menjalankan Buruan Sae bisa semakin ditingkatkan, sehingga target ketahanan pangan di Kota Bandung bisa terwujud.
Salah satu penggiat Buruan Sae di Kelurahan Ledeng, Yadi Supriyadi menuturkan, mulanya ia hanya bergerak di bidang lingkungan. Namun, melihat potensi yang ada, akhirnya ia menggerakkan pemuda dan masyarakat sekitar Ledeng untuk membuat perubahan
"Saya membentuk CAI (Cinta Alam Indonesia) dari tahun 2015. Lalu saat pandemi muncul di tahun 2020, kita mencobalah untuk membantu ketahanan pangan masyarakat. Kita coba ke DKPP minta bantuan bibit," jelas Yadi.
Baca Juga: Sinopsis Cinta Tanpa Karena Rabu 26 Juli 2023: Nuna Kehilangan Cincin, Istri Ghani Cemaskan Hal Ini
Selama menjalankan program Buruan Sae, hasil pangan di wilayahnya bisa membantu warga yang dikarantina. Selain itu, ia juga mengembangkan maggot melalui kolaborasikan program antara pengolahan limbah organik menjadi ketahanan pakan dan pangan bagi Kota Bandung.
"Kita memanfaatkan lahan-lahan yang tidak produktif jadi produktif, seperti tempat-tempat pembuangan sampah ilegal. Kita permak menjadi ketahanan pangan di lingkungan. Kita tidak pernah menjual hasil panen, semuanya untuk masyarakat," ungkapnya.
Sementara itu, salah satu peraih penghargaan Kategori Buruan Sae Inspirator Peternakan Terbaik adalah Putri Puspita, Ketua Kelompok Berkebun Buruan Sae Neglasari Asri.
Ia menceritakan, timnya mendapat bantuan dari DKPP sebanyak 5 ekor ayam Sentul. Setelah dikembangbiakkan, sekarang sudah berkembang sampai jumlahnya ratusan. Bahkan sekarang sudah ada penetasan telurnya sendiri. Dagingnya pun sudah diperjualbelikan.
"Tantangannya lebih ke tempat karena kita di perkotaan dan memang tempat itu masih sangat kurang untuk mengembangbiakkan ayam," kata Putri.
Lokasi peternakan tersebut berada di RW 7 dan RW 2 Neglasari, belakang GOR Citra. Ia juga menjelaskan, pesanan ayam di kelompok Buruan Saenya meningkat saat hari-hari raya.
"Cuman kalau biasanya pemesanan itu akan meningkat di saat-saat kayak mau Lebaran karena memang ayam kami ini ayam kampung," akunya.
Untuk kisaran harganya, dibanderol tergantung ukuran ayam. Ada yang mulai dari Rp40.000 - Rp70.000 per ekor.
Sedangkan untuk pengeraman telur, mereka sudah memiliki alat sendiri yang suhu dan semua kebutuhannya telah diatur. Namun, karena tempatnya yang kurang memadai, penetasan telur pun berlokasi di kantor kelurahan.