GORAJUARA - Pemerintah Kota Bandung melalui Inspektorat menggelar sosialisasi antikorupsi pada Senin, 24 Juni 2024, dengan tema "Sinergi Bersama Berantas Korupsi".
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman para pemangku kepentingan internal mengenai perilaku korupsi dan upaya pencegahannya.
Dalam acara yang melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Bandung ini, Inspektur Kota Bandung, Dharmawan, menegaskan bahwa tindak pidana korupsi masih menjadi masalah pelik di Indonesia, termasuk di Kota Bandung.
Baca Juga: 9 Artis Terkenal Siap 'Bersaing Ketat' di Pilkada 2024, Nomor 7 Nggak Disangka-Sangka!
Ia menekankan bahwa pemberantasan korupsi harus diterapkan dalam strategi yang komprehensif, mencakup langkah preventif, detektif, dan represif.
"Pemberantasan korupsi masih menjadi prioritas utama dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah Daerah. Dalam hal ini, integritas, transparansi, dan akuntabilitas sangat perlu diaplikasikan," ujar Dharmawan.
Menurutnya, ada tiga hal yang bisa diupayakan untuk mengimplementasikan pemberantasan tindak pidana korupsi di Pemkot Bandung:
1. Meningkatkan integritas dan kredibilitas dengan menerapkan prinsip antikorupsi di masing-masing OPD.
2. Penggunaan anggaran yang efektif.
3. Peningkatan layanan publik sehingga fokus pada urusan wajib layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, atau infrastruktur, serta layanan lainnya yang lebih dibutuhkan masyarakat.
Sementara itu, Inspektur Pembantu Khusus Inspektorat Kota Bandung, Riki Fachdiar Iskandar, mengungkapkan bahwa berbagai upaya perbaikan sistem dalam pencegahan korupsi sudah diimplementasikan Pemkot Bandung.
Beberapa langkah yang telah dilakukan antara lain melalui Reformasi Birokrasi, Sosialisasi, Kampanye Antikorupsi, Monitoring Center for Prevention (MCP), Zona Integritas, Wilayah Bebas Korupsi (WBK), Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM), serta Strategi Nasional Pencegahan Korupsi.
"Hasil Survei Penilaian Integritas (SPI) 2023 memberikan saran lebih lanjut bagi Pemkot dalam bentuk sosialisasi untuk membentuk pemahaman responden internal," ujar Riki.