nasional

Kedaulatan Negara Dapat Terjaga dengan Power Projection atau Power Maximization 

Kamis, 21 Oktober 2021 | 23:25 WIB
TNI siap mendukung kedaulatan negara Republik Indonesia. (Sinar Harapan-gorajuara)***

 

GORAJUARA - Power Projection atau Power Maximization adalah salah satu kajian ilmu hubungan internasional yang kurang disoroti di Indonesia. 

Rendahnya sorotan terhadap hal ini menyebabkan terjadinya insiden, seperti penerobosan ZEE di Natuna pada awal tahun lalu dimana kapal nelayan RRC yang dikawal oleh Coast Guard mereka. 

Jika dibiarkan begitu saja, hal ini dapat terulang di masa depan dan membahayakan kedaulatan Republik Indonesia.

Menurut pemahaman mainstream HI, keamanan suatu negara bergantung pada kekuatan yang didefinisikan dengan kekuatan militer. 

Kemampuan Power Projection dapat diartikan dengan kekuatan militer dari suatu negara.

Baca Juga: PPKM Kabupaten Bandung Barat Turun ke Level 2, Plt Bupati Minta Masyarakat Jangan Abai Apalagi Sampai Lengah

Namun, sebelum berkhayal memiliki kekuatan militer yang kuat, sebuah negara harus bisa memproduksi senjatanya sendiri terlebih dahulu.

Saat ini, Indonesia sangat rela untuk mengatasi peristiwa terkait keamanan di Laut Cina Selatan dengan buckpassing.

Tetapi, status dunia di masa depan dapat berubah dan peran Indonesia akan ditentukan oleh kesiapan dan kesediaan Indonesia. 

Untungnya, Indonesia mau mengubah sikap itu misalnya reaksi terhadap Insiden Natuna 2020 sangat cepat dan jelas, pernyataan Presiden Jokowi  terhadap kedaulatan Natuna “Tidak ada negosiasi” membuktikan sikap itu.

Kesiapan dapat ditentukan dengan investasi terhadap sektor pertahanan domestik. Indonesia sangat mampu memproduksi peralatan militernya sendiri namun banyak yang terbatas, karena perjanjian lisensi dan kurangnya sumber daya untuk peralatan yang lebih maju.

Baca Juga: Ini Pesan Ridwan Kamil kepada Anggota ICMI Orwil Jabar   

Bukti dari kemajuan industri pertahanan Indonesia adalah banyaknya kerja sama dengan negara lain, untuk menambah dan mengumpulkan pengalaman serta pengetahuan dalam mengoperasikan dan memproduksi persenjataan. 

Contoh dari Kerjasama ini adalah pesawat tempur KF-21. Pesawat generasi 4.5 ini adalah hasil dari Kerjasama antara Indonesia dengan PT. Dirgantara dan Korean Aerospace Industries (KAI). 

Halaman:

Tags

Terkini