GORAJUARA - Puasa Ramadan menjadi ciri khas ajaran Islam. Pada bulan Ramadan umat Islam melaksanakan puasa sejak kumandang adzan shalat Subuh hingga adzan Maghrib.
Amanat Ema dan Abah, puasa bukan menahan lapar. Puasa Ramadan makan satu kali di waktu sahur dan mengendalikan nafsu hingga adzan Maghrib.
Baca Juga: Silaturahmi Pengurus DPP AKSI, Mas Menteri Dukung AKSI
Inti dari puasa Ramadan adalah menahan nafsu. Puasa Ramadan adalah pelajaran bagaimana manusia mengenal nafsu-nafsu yang perlu dikendalikan.
Makan dan minum merupakan nafsu dasar yang harus dipenuhi tiap manusia. Nafsu makan dan minum merupakan nafsu utama yang harus dikendalikan.
Baca Juga: Belajar Berbasis Otak dari Prof Nana Supriatna, Guru Besar Pembelajar Abad 21
Jika nafsu makan dan minum sudah terpenuhi, nafsu-nafsu lain seperti nafsu seks, nafsu memiliki kekayaan, kedudukan, kehormatan dll. akan muncul. Semua harus terkendali.
Tidak ada manusia yang tidak memenuhi nafsu makan dan minum. Untuk itu, ciri dasar dari orang bisa mengendalikan nafsu adalah puasa makan dan minum.
Baca Juga: Ilmu Kaya Dunia dan Akhirat dari Al-Qur’an; Pesantren Ramadhan
Jika kita berhasil mengendalikan nafsu makan dan minum, nafsu yang lain akan terkendali. Kita bisa hidup hemat, berbagi dan berinvestasi.
Amanat Ema dan Abah, pelajaran dari puasa Ramadan bukan menahan lapar saja. Pelajaran dari puasa Ramadan adalah bagaimana kita memilih makanan yang baik.
Baca Juga: Nasib Guru Jika Tidak Jadi Guru Penggerak
Mengatur waktu makan, menghemat makan dan minum dan membiasakan sedekah pada tetangga. Mengatur pola makan sehat, tidak konsumtif dan menghargai waktu.
Amanat Ema dan Abah, nafsu-nafsu lain akan terkendali jika nafsu makan dan minum bisa dikendalikan. Puasa Ramadan hakikatnya mengendalikan semua nafsu.
Baca Juga: Lounching Smartren Literasi, Kepala KCD WIlayah VII Membuka