Setelah sholat dua rakaat, khatib menyampaikan khutbah shalat istisqa. Hanya saja khatib mengganti lafal takbir dengan lafal istighfar karena lafal ini lebih sesuai dibandingkan lafal takbir dalam konteks meminta hujan.
ويخطب خطبتين كخطبتي العيد فيما مر فيهما لكن يجوز هنا خطبتان أو واحدة على ما مر في الكسوف وكونها قبل الصلاة وبعدها أفضل لأنه أكثر من فعله صلى الله عليه … وفي أنه إذا خطب هنا استغفر الله بدل التكبير قبل الخطبة الأولى تسعا وقبل الثانية سبعا يقينا لأنه اللائق
Artinya : “(Khatib kemudian menyampaikan khutbah dua) seperti khutbah shalat Id sebagaimana telah lalu. Tetapi di sana boleh disampaikan dua kali khutbah (atau sekali) sebagaimana telah lalu pada shalat gerhana. Khutbah dilakukan sebelum dan (setelah shalat lebih utama) karena khutbah setelah lebih sering dilakukan oleh Rasulullah SAW… (Khatib beristighfar dalam khutbah) di sana (sebagai pengganti takbir) sebelum khutbah pertama sebanyak sembilan kali dan sebelum khutbah kedua sebanyak tujuh kali dengan yakin karena itu yang layak,” (Lihat Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin, Busyral Karim, Beirut, Darul Fikr, 1433-1434 H/2012 M, juz II, halaman 365).
Baca Juga: Apakah Merokok Dapat Membatalkan Wudhu? Simak Penjelasannya
Ringkasan Tata Cara Shalat Istisqa
1. Shalat dua rakaat.
2. Rakaat pertama takbir tujuh kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.
3. Rakaat kedua takbir lima kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.
4. Khutbah dua atau sekali sebelum (atau setelah) shalat. Khutbah setelah shalat lebih utama.
5. Sebelum masuk khutbah pertama khatib membaca istighfar sembilan kali.
Baca Juga: Maulid Nabi Muhammad SAW Dirayakan Sejak Tahun Kedua Hijriah, Ternyata Begini Sejarahnya…
6. Sebelum masuk khutbah kedua khatib membaca istighfar tujuh kali.
7. Perbanyak doa dalam khutbah kedua. Wallahu a‘lam.
Imam Abu Bakr al-Thurthusyi al-Andalusi (450-520 H) menyusun kitab kumpulan doa Nabi Muhammad, al-Du’â al-Ma’tsûrât wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu, jauh sebelum al-Adzkâr ditulis oleh Imam al-Nawawi (631-676 H).
Dalam salah satu babnya, Bâb al-Du’â ‘Ind al-Istisqâ’, ia mengumpulkan ragam doa Nabi Muhammad ketika meminta hujan.