Tuntunan Cara Sholat Istisqa, dan Beberapa Do’a Memohon Hujan

photo author
- Jumat, 22 September 2023 | 07:55 WIB
Ilustrasi orang yang sedang berdo'a. (Gorajuara/ Unsplash/ Rumman Amin)
Ilustrasi orang yang sedang berdo'a. (Gorajuara/ Unsplash/ Rumman Amin)

GORAJUARA – Sebagai umat beragama Islam dalam kesehariannya manusia hanya dapat berupaya, adapun untuk ketentuan alam yang tidak kita Inginkan hanya Berdo’a yang dapat kita lakukan. Salah Satunya adalah sholat Istisqa yaitu sholat meminta hujan.

Sholat Istisqa sendiri dilakukan berjamaah dan sifatnya Sunah Muakkad (Sunah yang dianjurkan) Ketika kekeringan atau tidak kunjung datang hujan di suatu wilayah atau negeri.

Sholat memohon hujan (sholat al-istisqa') adalah sunah, sebagaimana ditegaskan oleh hadits shahih dan amalan generasi awal Islam. Ibnu Qudamah berkata: Sholat minta hujan itu sunnah yang dikukuhkan, dibuktikan dengan amalan Rasulullah (saw) dan para penerusnya.[1]

Baca Juga: Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW Tidak Ada di Zaman Nabi! Lalu Apa Hukum Merayakannya?

Abu Dawood (1165), at-Tirmidzi (558), an-Nasaa’i (1506) dan Ibnu Maajah (1266) meriwayatkan bahwa Is-haaq ibn Abdillah ibn Kinanah berkata:

Al-Waleed ibn 'Uqbah, yang merupakan gubernur Madinah, mengutus saya untuk bertanya kepada Ibnu 'Abbas tentang doa Rasulullah (saw) agar turun hujan (istisqa'). Dia berkata: Rasulullah (saw) keluar dengan pakaian yang sopan, berjalan dengan rendah hati dan berdoa kepada Allah, sampai dia mencapai tempat shalat, dia naik ke mimbar, tetapi dia tidak memberikan khutbah seperti khutbahmu ini. ; malah dia terus memanjatkan doa (doa), memohon kepada Allah dan membaca takbir, kemudian dia shalat dua rakaat seperti yang biasa dia lakukan pada shalat Idul Fitri.

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh ‘A’ishah

Rasulullah biasa mengucapkan Allahu Akbar pada shalat Idul Fitri dan Adha tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua.

Baca Juga: Parkir Mobil di Jalan Depan Rumah Ternyata Haram Hukumnya, Begini Penjelasannya

Terkait Abu Dawud, hadits No. 1.149

Setiap takbir dianjurkan untuk mengangkat tangan. Kemudian imam mengucapkan dalam hati a'udzu billahi min al-Shaytan al-Rajeem (yaitu 'Aku berlindung kepada Allah dari setan, yang terkutuk.') Dia kemudian membacakan Al-Qur'an dengan suara keras, membaca setelah al-Fatihah Surah Al A'la (87) pada rakaat pertama dan Surat Al Ghasyiyah (88) pada rakaat kedua, sebagaimana diriwayatkan oleh Jabir bin Samurah bahwa Nabi (saw) melakukan hal itu. Diriwayatkan juga bahwa beliau membaca Surah Qaf (50) pada rakaat pertama dan Surah Al Qamar (54) pada rakaat kedua.

Diriwayatkan Muslim, hadits No.891

Meski ini untuk sholat Idul Fitri, namun sholat untuk hujan identik dengan itu. Oleh karena itu, ada baiknya melakukan hal ini secara bergantian, dengan selalu berupaya mempermudah niat.

Baca Juga: Umat Islam Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW Tiap 12 Rabiul Awal! Ini Kegiatan yang Dilakukan..

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wulan Dini

Sumber: islam.nu.or.id, islamicfiqh.net

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kapan Nisfu Syaban 2025? Cek Tanggal di Sini!

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:00 WIB