GORAJUARA - Menjaga warisan kuliner Jawa Barat melalui ekspo kuliner karya murid. Proyek ini digelar sebagai pendidikan karakter dalam Program Sekolah Penggerak SMAN 12 Bandung.
Mengapa kuliner Jepang, Amerika, lebih dikenal dan diminati masyarakat? Pertanyaan ini menjadi pemantik bagi murid-murid untuk berpikir kritis dan kreatif.
DI era global, dunia pendidikan mengarah pada pengembangan keterampilan berpikir kreatif. Budaya-budaya lokal terutama makanan diolah menjadi makanan global.
Baca Juga: Menyimak Obrolan Peserta Touring Omberko, Sebuah Refleksi Kinerja Pendidikan
Indonesia sangat kaya dengan keanekaragaman kuliner. Di Jawa Barat, jika diungkap terdapat banyak makanan tradisional khas, dan tidak kalah bergizi.
Sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hadar Dewantara, pendidikan harus mengikuti asas Trikon, kontinyu, konvergen dan konsentris.
Kontinyu artinya pendidikan harus berkelanjutan. Warisan kuliner Jawa Barat tidak akan punah jika ada yang melanjutkannya.
Baca Juga: Omberko Berbagi, Hadir Ketua Omberko Bandung Raya, Kepala KCD Wilayah VII, dan Sekda Kota Bandung.
Konvergen, artinya pendidikan tidak boleh tertutup pada budaya asing. Hal-hal yang positif sekalipun datang dari luas harus kita terima demi kemajuan.
Konsentris, artinya budaya-budaya lokal harus jadi jadi tiri bangsa. Sekalipun kita terbuka pada budaya luar, implementasinya harus berpusat pada budaya-budaya lokal yang kita miliki.
Memperkenalkan budaya kuliner Jawa Barat di sekolah merupakan upaya konsentris menjadikan budaya lokal sebagai dasar pengembangan pendidikan. Makanan cilok, comro, cireng, bisa dikemas menjadi makanan global.
Baca Juga: Farming House, Mencipta Dunia Kerja Yang Tidak Usah Keluar Rumah
Pada asas konvergen, kita bisa meniru pengolahan, dan kemasan, makanan-makanan global yang sudah ada. Meniru tidak selalu buruk, karena meniru bisa jadi dasar kreatif jika dipakai asas konsentris.
Proyek menjaga warisan kuliner Sunda di SMAN 12 Bandung, merupakan upayakan mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu membentuk profil pelajar Pancasila.