GORAJUARA - Suasana sejuk sepanjang perjalanan touring Omberko dari Bandung menuju Subang cukup menghibur hati dari kepenatan. Perjalanan dengan gas tipis berkendara sangat aman.
Di perjalanan peserta touring tetap menjaga ketertiban lalu lintas. Sikap sopan ditandai dengan acungan jempol dan lambaian tangan sebagai bahasa tubuh kesantunan di jalan.
Di beberapa titik pembawa logistik bantuan berhenti untuk menyapa dan berbagi pada masyarakat. Beberapa petugas penyapu jalan terus berkoordinasi untuk memastikan semua peserta tidak tertinggal.
Baca Juga: Omberko Bebagi, Hadir Ketua Omberko Bandung Raya, Kepala KCD Wilayah VII, dan Sekda Kota Bandung.
Beberapa peserta touring ternyata melaju terlalu cepat sehingga rute pemberhentian terakhir terlewat. Petugas penyapu jalan segera menyusul untuk mengajak kembali ke pemberhentian terakhir.
Di pemberhentian terakhir, peserta touring kembali berbaur dan menempati tempat-tempat duduk unik dari kursi model lama. Diskusi pun dimulai sekitar refleksi kinerja dunia pendidikan.
Bagi para pendidik dimanapun tempat, diskusinya selalu pendidikan. Kucing berkelahi pun dibahas dari kaca mata pendidikan.
Baru-baru ini, ada fenomena munculnya inovator-inovatior dari luar bangku sekolah atau kampus. Penemu alat pengolah sampah jadi BBM di Blitar, ternyata tukang sampah lulusan sekolah dasar.
Penemu kompor gas listrik di Kota Bandung adalah orang biasa yang tidak melakukan penelitian di kampus. Pengusaha di Cigondewah yang kaya raya, buta huruf karena tidak sekolah.
Informasi terbaru penemu bahan bakar air di Cirebon, ternyata tidak lulus SMA. Dia juga menemukan rompi anti peluru dari tapas kelapa, dan pemadam kebakaran dari kulit singkong.
Baca Juga: Diklat Daring Program Sekolah Penggerak, Bisa Sambil Laksanakan Acara Pelepasan Murid
Tempat penelitiannya hanya dua meja kecil dan tidak gunakan rumus-rumus. Penleitiannya dilakukan dengan menggunakan pengamatan langsung dan diolah langsung dalam memori otaknya.
Beberapa pendapat mengemuka, selama ini berarti pendidikan kita telah kehilangan ruh. Pendidikan kita kurang mengajarkan keterampilan hidup yaitu kemampuan memecahkan masalah.