GORAJUARA - Sejak kurikulum 2013 diberlakukan, Religiusitas menjadi kental di sekolah-sekolah. Sipiritualitas menjadi kompetensi inti yang ada dalam kurikulum 2013.
Sejak kompetensi inti menjadi bagian dari kurikulum 2013, berbagai kegiatan keagamaan dikembangkan di sekolah.
Baca Juga: Fitria Sukma Dirgantara, Ikut Seleksi Akpol Siapkan Orang Dalam
Kegiatan keagaam masuk dalam kegiatan kokurikuler. Kegiatan keagamaan dikemas bermacam macam. Disesuaikan dengan ajaran agama, tradisi dan budaya keagamaan yang ada.
Contoh, membaca kitab suci Al-Qur'an sebelum belajar, membaca asmaulhussa, menghafal surat Al-Waqiah, sedekah harian, dan shalat dhuha 12 rakaat bersama-sama setiap hari.
Baca Juga: Amalan Untuk Bisa Lolos TNI /Polri, Ajarkan Pada Siswa
Kegiatan-kegiatan keagamaan berhubungan dengan muncullnya Prestasi-Prestasi siswa. Secara ilmiah mungkin belum banyak penelitian topik ini.
Hubungan antara religiusitas dengan kecerdasan siswa, tertolak jika gunakan pendekatan sekular. Namun bagi pendekatan holistis religiusitas sangat berdampak pada prestasi siswa.
Baca Juga: Komitmen Seorang Pegawai adalah Siap Diperintah, Jika tidak mau, jadilah Pengusaha
Di Amerika, penelitian tentang religiusitas dikembangkan dalam kesehatan. Pasien kanker yang divonis segera meninggal masih bisa bertahan lama dibanding yang Atheis.
Model penelitian ini, bisa dikembangkan dalam pendidikan. Fakta menunjukkan bahwa program religiusitas dapat meningkatkan prestasi-prestasi siswa.
Baca Juga: Program CCTV di SMAN 15 Bandung, Apaan Tuh
Prestasi siswa tidak mesti juara lomba. Prestasi siswa bisa prilaku-prilaku positif yang dilakukan siswa secara konsisten. Contoh, siswa disiplin shalat lima waktu dan dhuha 12 rakaat tiap hari.
Contoh lain, siswa pelaku bisnis dan berpenghasilan selama sekolah. Siswa pegiat sosial, atlit e sport, influencer, youtuber, vokalis keliling kampung, penari tradisonal, ketua osis, dsb.