Kurikulum SMK Pusat Keunggulan Lebih Menitikberatkan Minat Siswa di Bidang Keahlian

photo author
- Sabtu, 25 September 2021 | 09:05 WIB
Wakil Kepala SMKN 3 Kota Bandung Bidang Kurikulum, Yulius Maulana, S.Pd.                                (Foto: Gorajuara/Ahmad Fauzi Jaelani)
Wakil Kepala SMKN 3 Kota Bandung Bidang Kurikulum, Yulius Maulana, S.Pd. (Foto: Gorajuara/Ahmad Fauzi Jaelani)


BANDUNG, GORAJUARA - Kurikulum dalam SMK Pusat Keunggulan (PK) bobotnya lebih besar jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya.

Dalam Kurikulum SMK PK lebih menitikberatkan kepada bagaimana membangkitkan minat siswa di bidang kejuruannya.

Kurikulum yang digunakan SMK PK itu memang berbeda dengan SMK reguler, karena di kurikulum yang sekarang itu, karena muatan strukturnya juga berubah.

Baca Juga: Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Aziz Syamsuddin Layang Surat Alasan Sedang Isoman, Terpapar Positif Covid

“Seperti mata pejaran matematika itu harus menjadi bagian dari matematika kejuruan, jadi bukan lagi matematika umum, seperti halnya di SMA,” kata Wakil Kepala SMKN 3 Bidang Kurikulum, Yulius Maulana, S.Pd., belum lama ini.

Kurikulum PK ini, ungkap Yulius, pada tahun 2021 hanya diterapkan di beberapa sekolah saja, dan di Indonesia kurang lebih ada 900 sekolah.

Secara umum kurikulumnya itu penekananaya lebih banyak mengarahkan supaya lebih dekat ke link and match dengan industri.

Baca Juga: Polisi Berhasil Ringkus Pelaku Penusukan Anggota TNI Hingga Tewas, Korban Berniat Melerai Pertikaian

Dari kurikulum ini ada kewajiban menghadirkan guru tamu, bahkan targetnya 50 jam selama satu semester dari satu program keahlian.

“Jadi kalau SMKN 3 ada lima program keahlian, itu 1 semester kurang lebih ada 250 jam untuk guru tamu,” tegasnya.

Sebetulnya esensi dari kurikulum PK, menurut Yulius, adalah paradigma Merdeka Belajar. Jadi kembali lagi ke prinsip dasar Ki Hajar Dewantara, bahwa memang pusat pembelajaran itu adalah siswa.

Baca Juga: Serie-A Italia: Gol Tunggal Tammy Abraham Antar Roma Pecundangi Udinese

“Jadi setiap siswa itu memiliki karakter yang unik masing-masing,” ujarnya.

Secara struktur kalau berbicara kesulitan, ungkap Yulius, situasi pandemi Covid-19 membuat sekolah menyesuaikan kurikulum.

Selain kurikulum baru, kita juga masih ada dasar hukum yang mengatakan sekolah masih menggunakan kurikulum darurat sampai dengan saat ini.

Baca Juga: Jangan Pernah Anggap Enteng Sesar Lembang, Antisipasi Sejak Dini Demi Meminimalisasi Dampak Kerusakan

Artinya kurikulum PK ini disederhanakan lagi oleh sekolah, dan disesuaikan dengan kondisi pandemi.

Dalam hal apa kaitannya? “Terutama dalam hal jam pelajaran, tetapi kalau esensinya masih sama, hanya mungkin ada pemadatan jam sesuai dengan kondisi pembelajaran jarak jauh,” bebernya.

Prakteknya, sebut Yulius, memanfaatkan model yang bisa dilaksanakan oleh siswa di rumah dengan menjadikan video-video pembelajaran, tutorial, dan itu ada bimbingan langsung dari guru, serta kepala programnya untuk membimbing secara teknis.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Fauzi Jaelani

Tags

Rekomendasi

Terkini

Sisi Lain dari Pencipta Lagu Syukur

Rabu, 17 Agustus 2022 | 23:00 WIB

Kisah Inspiratif Joyana, Anak Yatim Berprestasi

Kamis, 2 Juni 2022 | 19:39 WIB

Profil Bupati Bogor Ade Yasin yang Kena OTT KPK

Rabu, 27 April 2022 | 20:51 WIB