GORAJUARA – Kembali, SMP Negeri (SMPN) 2 Conggeang, Kabupaten Sumedang menunjukkan komitmennya dalam membangun pendidikan yang berkualitas dan berwawasan lingkungan melalui program inovatif bertajuk “HIJAU” (Hidroponik Jadi Alternatif Unggulan).
Kepala SMPN 2 Conggeang, Kabupaten Sumedang, Illoh Tusilah, S.Pd., sosok inovatif terus mendorong pembelajaran berbasis proyek, dan keterampilan hidup, serta meyakini bahwa pendidikan saat ini harus menyesuaikan tantangan zaman dan memberi ruang bagi kreativitas.
Menurut Illoh Tusilah, program HIJAU bukan hanya sekedar kegiatan bertanam, tetapi merupakan sarana pendidikan karakter, kewirausahaan, dan inovasi teknologi pertanian modern untuk generasi muda.
Baca Juga: Sinopsis Pro Bono: Drama Korea tentang Hukum dengan Pemeran Jung Kyung-ho dan So Ju-yeon
“Selain itu, sebagai media belajar siswa untuk berpikir kritis, bekerja sama, memahami teknologi, serta mengenal dunia wirausaha sejak dini,” kata Illoh Tusillah.
“Kami berharap program HIJAU ini menjadi inspirasi bagi sekolah lain, bahwa pembelajaran bisa dikembangkan lebih luas dan menyenangkan, sekaligus memberi manfaat nyata bagi lingkungan dan masyarakat,” lanjutnya.
Program HIJAU menjadi bukti kolaborasi kuat antara kepala sekolah inovatif, guru-guru kreatif, dan siswa-siswa edukatif.
“Para siswa tidak hanya menanam, tetapi juga belajar mengukur PH air, menghitung nutrisi, mencatat pertumbuhan tanaman, hingga memasarkan hasil panen,” tutur Illoh Tusillah.
Sementara itu, Camat Conggeang, Cecep Erwin mengatakan, program HIJAU yang dilaksanakan di SMPN 2 Conggeang mengisyaratkan kegiatan tersebut adalah inisiatif yang sukses dan berdampak positif.
“Saya berharap program HIJAU ini bisa menginspirasi sekolah-sekolah lain di wilayah Conggeang dan sekitarnya,” ujarnya.
Kemeriahan acara semakin lengkap dengan digelarnya panen perdana melon hidroponik, yang menjadi bukti keberhasilan pembelajaran berbasis praktik langsung. Para tamu undangan terlihat antusias saat menyaksikan hasil panen dan proses budidayanya.
Panen perdana melon hidroponik ini menjadi simbol keberhasilan proses belajar kreatif siswa. Hasil panen dipresentasikan langsung oleh siswa dengan penuh percaya diri – sebuah bukti bahwa pendidikan berbasis projek mampu membentuk karakter dan keterampilan.***