GORAJUARA — Pemakaman Perang Dunia Pertama di Belgia dan Prancis, perbukitan genosida di Rwanda tahun 1994, dan bekas pusat penyiksaan di Argentina telah dinyatakan sebagai situs Warisan Dunia Unesco ketika badan PBB tersebut mengakhiri moratorium situs peringatan penderitaan manusia.
Sejauh ini, kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau di Polandia dan Monumen Perdamaian Hiroshima di Jepang merupakan satu-satunya situs peringatan yang masuk dalam daftar Warisan Dunia yang diawasi ketat oleh badan kebudayaan PBB.
Baca Juga: Inter Miami menang 4-0 Lawan Toronto, Lionel Messi Hanya Main 37 Menit
Pada pertemuan Komite Warisan Dunia Unesco di Riyadh, Arab Saudi, pada Rabu (20 September), negara-negara anggota Unesco sepakat untuk menambahkan situs Perang Dunia Pertama dan Rwanda ke dalam daftar, setelah menambahkan tugu peringatan penyiksaan di Argentina pada hari Selasa.
“Pemeriksaan terhadap ketiga berkas ini menandai babak baru dalam peran Warisan Dunia dalam skala global,” demikian catatan pengarahan Unesco menjelang keputusan tersebut.
Baca Juga: Hai Kaum Introvert, Siap Mendapatkan Ide Kencan Tanpa Perlu Keluar Rumah untuk Weekend Nanti?
Pertemuan Unesco pada tahun 2018 telah menunda penambahan situs peringatan ke dalam daftar tersebut karena badan tersebut memperdebatkan apakah daftar warisan budaya merupakan alat yang relevan untuk situs kenangan yang terkait dengan kekejaman dan konflik.
Badan tersebut mengatakan negara-negara anggota sepakat pada awal tahun 2023 bahwa situs-situs tersebut dapat memainkan peran kunci dalam pembangunan perdamaian, yang merupakan tujuan utama Unesco, dan bahwa komite akan mempertimbangkan nominasi ketiga situs tersebut.
Baca Juga: Resmi Diluncurkan, Begini Spesifikasi iPhone 15, iPhone 15 Plus, iPhone 15 Pro dan iPhone 15 Pro Max
Situs Perang Dunia Pertama mencakup serangkaian kuburan militer, kuburan medan perang, dan tugu peringatan antara Belgia utara dan Prancis timur.
Ke-139 situs tersebut menelusuri garis besar Front Barat Perang Dunia Pertama dan menyimpan sisa-sisa puluhan ribu tentara dari berbagai negara.
"Pada saat perang kembali terjadi di Eropa situs-situs ini lebih dari sebelumnya merupakan wujud permohonan perdamaian," kata Menteri Kebudayaan Prancis Rima Abdul-Malak dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Tertarik Beli iPhone 15? Begini Harganya Setelah Pajak dan Bea Masuk di Indonesia
Lokasi genosida di Rwanda terdiri dari serangkaian bukit di mana pada tahun 1994 diperkirakan satu juta orang – Tutsi, tetapi juga orang-orang Hutu dan Twa yang moderat – dibunuh oleh milisi bersenjata.