GORAJUARA - Menurut Dr. Ryu Hassan, untuk membentuk karakter seseorang dibutuhkan latihan, bukan dengan membuat slogan-slogan.
Orang Jepang untuk melatih generasi yang jujur mereka harus berlatih. Di sekolah, mereka berlatih untuk membiarkan barang-barang yang bukan miliknya.
Gurunya melatih, menyimpan barang yang tidak ada pemiliknya, kemudian melatih kepada murid-muridnya untuk membiarkan barang itu berada di tempatnya. Hal itu dilakukan berkali-kali.
Baca Juga: Uang Sumbangan Minta Dikembalikan...Bermoralkah??
Di Jepang juga, murid dilatih untuk tidak membicarakan urusan pribadi orang lain. Generasi Jepang dilatih untuk selalu peduli dengan membiacarakan pada masalah-masalah sosial.
Menarik untuk disimak penjelasan Dr. Ryu Hassan bagaimana membentuk karakter di sekolah. Masalah membuang sampah sembarangan menjadi masalah besar di Indonesia.
Hal ini harus dipandang serius oleh para pendidik di sekolah-sekolah. Membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah, tidak bisa diajarkan dengan nasihat dan slogan.
Baca Juga: Satu Guru Kolabiorasi Dengan AKSI Ciptakan Program Sejahterakan Guru...
Sekolah-sekolah harus banyak mempraktekkannya. Guru-guru harus lebih peduli dan banyak mencontohkan dan mempraktekkan membuang sampah pada tempatnya.
Setiap hari murid-murid harus diajak mempraktekkan buang sampah pada tempatnya dan memilah. Semakin sering dipraktekkan, maka prilaku ini akan menjadi kebiasaan.
Korea dulu dikenal sebagai negara kotor, jorok, dan jelek. Namun dengan komitmen untuk berubah, kini berhasil menjadi bangsa yang bersih.
Baca Juga: PPDB Kuota Zonasi Jangan dihapus...
Pendidikan apapun yang tujuannya membentuk karakter, kecil kemungkinan berhasil jika hanya dinarasikan dengan nasehat dan slogan. Pendidikan karakter harus dilatihkan.
Untuk melatihnya, murid-murid harus dibiasakan melakukan prilaku-prilaku baik, kuncinya harus sering dilakukan. Semakin sering dilakukan semakin besar kemungkinan jadi kebiasaan.