GORAJUARA - Berdasarkan hasil survey dari beberapa peserta Bimbingan Teknis Sekolah Masagi, 1-4 Agustus 2023 tingkat SMA/SMK/SLB, beberapa permasalahan yang dihadapi hampir sama.
Permasalahan karakter siswa yang dihadapi antara lain masalah kedisiplinan. Etika dalam bersosialisasi dengan teman dan guru. Buang sampah sembarangan, corat-coret tembok, dll.
Terlambat masuk kelas, jajan pada saat jam pelajaran, malas ibadah, tidak melaksanakan program yang sudah ditetapkan oleh sekolah, malas baca, dan ngobrol saat belajar.
Baca Juga: Uang Sumbangan Minta Dikembalikan...Bermoralkah??
Kondisi di atas, hampir sama masih terjadi di setiap sekolah. Beberapa masalah karakter yang krusial terjadi di setiap sekolah adalah malas membaca dan kurang disiplin.
Di samping masalah itu, Prof. Dr. Elih Sudiapermana, M.Pd., mengatakan terdapat kondisi yang perlu diubah pada guru dunia. Guru masih belum bermental merdeka sekalipun sudah merdeka.
Kesalahan mental guru adalah tidak pernah merasa sebagai orang profesional. Pada kurikulum merdeka, guru dituntut untuk melakukan tindakan sesuai profesionalismenya.
Baca Juga: Ayub Siswa SMK SBI Cianjur Berhasil Pulang Bawa Perunggu...
Merdeka Belajar adalah memberi ruang kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswa di mana mereka tinggal.
Sekolah Masagi adalah upaya pemerintah Jawa Barat dalam mengembangkan potensi daerah Jawa Barat melalui integrasi dalam kurikulum di santuan pendidikan.
Prinsip dalam pengembangan kurikulum adalah diversifikasi sesuai dengan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Peraturan pendidikan tertinggi adalah Undang-Undang.
Baca Juga: PPDB Kuota Zonasi Jangan dihapus...
Pesan pertama merdeka, UN dihapuskan, USBN ditiadakan, RPP boleh satu lembar, PPDB Zonasi. Merdeka belajar adalah merdeka dari cengkraman pemerintah tentang anak.
Kata Prof. Elih, "sebagai pendidik kita harus tobat". Artinya guru yang seharusnya profesional, sudah lama tidak merdeka, dan sekarang harus disadari bahwa guru sudah dimerdekakan.***