GORAJUARA - Mempertimbangkan kemampuan guru dalam mengelola kelas, jumlah siswa per kelas perlu dipertimbangkan. Semakin sedikit jumlah siswa perkelas layanan semakin berkualitas.
Implementasi Kurikulum Merdeka membawa dampak pada tugas guru semakin berat. Pada prinsip Kurikulum Merdeka layanan pada siswa menjadi inklusif dan individual.
Setiap siswa harus diidentfikasi secara teliti untuk memotret berbagai kecerdasan yang dimiliki. Jumlah siswa per kelas semakin sedikit, layanan semakin berkualitas.
Baca Juga: Hasil Program Dhuha 12 Rakaat di Sekolah...
Ketua Umum DPP AKSI Dr. Asep Tapip Yani, M.Pd., memperkirakan bahwa dalam Implementasi Kurikulum Merdeka beban guru perlu dipertimbangkan.
Layanan pendidikan yang harus memotret kecerdasan siswa secara individu, menjadi beban guru. Idealnya di negara-negara maju, jumlah siswa per rombel adalah 20 orang.
Di negara-negara berpenduduk banyak, masih memungkinkan untuk mengambil rentang antara 30 sampai 36. Untuk meringankan beban guru dapat dilakukan metode pembelajaran kolaboratif.
Baca Juga: Sekolah Anak di Abad 21...bukan lagi sekolah favorit...
Dalam layanan pendidikan, guru tidak hanya fokus pada kecerdasan akademik. Setiap siswa harus didiagnosis berdasarkan sembilan kecerdasan.
Menurut Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd. Ketua DPP AKSI jumlah siswa per rombel menjadi ranah akademis, setiap sekolah dapat menentukan berdasarkan kemampuan sumber daya yang ada.
Melalui proyek pembelajaran kolaboratif, guru-guru bisa bergotong royong untuk memudahkan memotret masing-masing keunggulan siswa.
Baca Juga: Manfaatkan Sekolah Lorong Lembab, SMAN 15 Kembangkan Budi Daya Jamur...
Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Sekjen DPP AKSI memberikan penjelasan dalam prinsip Kurikulum Merdeka, siswa cerdas tidak selalu dari mereka yang punya nilai tinggi.