GORAJUARA - Mas Menteri menjelaskan tujuan pendidikan di era Merdeka Belajar sesuai dengan cita-cita Ki Hadjar Dewantara, pendidikan menuntun bakat, minat, dan potensi peserta didik.
Peserta didik harus dibantu untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai seorang manusia dan sebagai anggota masyarakat.
Anak-anak harus menikmati pembelajaran dengan tenang, karena penilaian dinilai secara holistik oleh gurunya sendiri. Asesmen Nasional menjadi alat ukur untuk melihat kualitas pembelajaran.
Baca Juga: Bedanya pendidikan dulu dengan sekarang?
Guru-guru berlomba-lomba berbagi karya melalui platform Merdeka Mengajar. Guru-guru sekarang tidak diikat dengan aturan kaku, kini mereka bisa bebas berinovasi dalam pembelajaran.
Sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pembelajaran mendalam untuk penumbuhan karakter, seleksi masuk perguruan tinggi fokus pada kemampuan literasi dan nalar.
Pada jenjang perguruan tinggi mahasiswa dituntut untuk mengembangkan wawasan dan kompetensinya dengan mencari pengalaman di luar kampus melalui program Kampus Merdeka.
Baca Juga: Tradisi Mudik Ciri Khas Indonesia...
Pengelolaan dana BOS dan BOP dibuat fleksibel agar bisa berinovasi mengembangkan pembelajaran berkualitas dan bermanfaat bagi guru dan siswa.
Hari Pendidikan Nasional harus menjadi alat refleksi diri berkelanjutan untuk mengevaluasi keberanian-keberanian kita dalam melakukan transformasi masif dalam pembelajaran.
layar sudah kita kembangkan pantang untuk kita lipat kembali. Para pendidik, budayawan, tokoh masyarakat, adalah kapten dari kapal bernama Indonesia.
Baca Juga: Kabar Gembira...Daftar Anggota AKSI Sudah Bisa Dilayani Online di Web satuaksi.id
Perjalanan harus kita lanjutkan, perjuangan harus kita teruskan, agar semua anak bangsa bisa merasakan yang sebenarnya untuk belajar dan bercita-cita.
Saatnya kita membangun Indonesia Merdeka berdaulat di dunia. Melalui Kurikulum Merdeka Belajar kita didik manusia Indonesia menjadi manusia berkarakter Profil Pelajar Pancasila.
