Pendidikan Karakter Cinta Lingkungan Harus Mulai Sejak PAUD dan Pendidikan Dasar...

photo author
- Sabtu, 13 Desember 2025 | 08:17 WIB
Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Sekjen DPP AKSI  Pendidikan Cinta Lingkungan Mulai dari PAUD dan DIKDAS (Gorajuara.com/dok AKSI)
Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Sekjen DPP AKSI Pendidikan Cinta Lingkungan Mulai dari PAUD dan DIKDAS (Gorajuara.com/dok AKSI)

GORAJUARA - Pendidikan cinta lingkungan hidup harus serius dilakukan di PAUD dan Pendidikan Dasar. Masa Usia Emas ini menjadi kesempatan untuk menanamkan karakter baik.

Kecintaan masyarakat  pada lingkungan cukup memprihatinkan. Sampah di Indonesia didominasi oleh sampah sisa makanan (41,60%) dan sampah plastik (18,71%).

Fakta sehari-hari bisa dilihat, sebagian masyarakat masih membuang sampah sembarangan di tempat umum, menambah parah masalah pengelolaan sampah di lapangan.

Baca Juga: Pembelajaran Jangan Seperti Mengajari Kucing... Kucing Tidak Pernah Bertanya...

Pengajaran karakter dari mulai PAUD dan pendidikan dasar yang harus dipraktekkan setiap hari yaitu praktek makan, buang sampah, bersih-bersih wc, menyapu, menabung, dan berdoa.

Praktek lainnya adalah mendengar cerita dari bacaan buku, dan bercerita dan diskusi dari apa yang  telah mereka alami.

Prilaku di atas harus dilakukan setiap hari berulang-ulang untuk membentuk kognitif, afektif, dan psikomotor murid.  Setiap pagi murid diajak mungut sampah buang dipilah pada tempatnya.

Baca Juga: Merinding... KDM Gubernur Jawa Barat Ajak Pendidikan Cinta Lingkungan... 350 Tahun Belanda Menjajah Gunung Masih Ada...

Murid-murid diajak makan bersama, berbagi makakan, dan wajib makan sampai habis, tidak boleh ada sisa. Murid diajak untuk makan secukupnya dan tidak berlebihan.

Setelah makan murid diajak untuk membersihkan wadah makanan dengan mencucinya sendiri, dan menyimpah pada tempat penyimpangan dalam kondisi kering.

Murid juga diajak makan bersama makanan bergizi dengan bungkus makanan variasi, organik dan non organik. Murid diajak makan bersama sambil duduk diawali dengan doa.

Baca Juga: SMAN 15 Bandung Mendapat Kunjungan dari Dinas Pendidikan Provinsi Gorontalo...

Setelah selesai makan, sampah yang dihasilkan secara bergiliran murid harus membuang pada tempat sampah yang sudah disediakan sesuai dengan jenis sampah.

Kegiatan lain murid diajak mendengar cerita akibat sembarangan membuat sampah, atau akibat makan tidak habis. Cerita diperlihat dengan cara membaca dari buku. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Plato

Sumber: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB